Keberlanjutan pembangunan menjadi isu penting untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Belajar dari keberhasilan penyelenggaraan Forum Keberlanjutan atau Sustainability Forum sebelumnya, yang menghasilkan pedoman pelaksanaan pembangunan secara rinci, tahun ini Indonesia akan melangsungkan forum serupa.
Deputi Bidang Koordinasi dan Transportasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin mengatakan skala forum tahun ini akan lebih besar dan menghadirkan lebih banyak pembicara.
“Tahun lalu di Park Hyatt, tahun ini di JCC. Sehingga pembicaranya lebih banyak lagi. Jadi saat ini kita akan mengundang sekitar 250 (pembicara), ada beberapa kepala negara, menteri dari berbagai negara. Mungkin pesertanya kita estimasi bisa 5.000 dan ada lebih dari 20 topik yang kita akan bicarakan,” ungkap Rachmat dalam konferensi pers di Gedung Kemenko Marves, Jakarta, Jumat (22/3).
Rencananya, acara ini akan digelar pada 5-6 September 2024, di Jakarta Convention Center (JCC) yang akan membahas setidaknya sembilan topik besar, antara lain transisi energi, industri hijau, keanekaragaman hayati dan konservasi alam, kehidupan berkelanjutan, dan ekonomi biru, serta key enablers yakni green financing & carbon pricing, technology, human capital, policy & international collaboration.
Transisi Energi
Transisi energi adalah salah satu topik yang diperkirakan akan sangat menarik perhatian mengingat Indonesia sedang melakukan transisi ke arah ini setelah memiliki ketergantungan yang cukup lama terhadap energi fosil.
“Mungkin sangat berbeda dengan negara-negara maju yang sudah selesai, atau ibaratnya pembangkitannya (listrik) atau mungkin fossilnya sudah tua dan sebagainya. Kalau kita mungkin belum. Jadi isunya akan sangat berbeda, kita perlu raise, dan tentunya isu itu akan bisa jadi platform atau template dari negara berkembang lainnya,” jelasnya.
ISF nanti juga diharapkan akan mendorong lebih banyak kolaborasi multi pihak dari pemerintah dan para pelaku bisnis dari negara maju hingga negara berkembang untuk mendukung implementasi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan mengatasi krisis iklim global.
Lebih Banyak Kerja Sama Terjalin pada ISF
Wakil Ketua Umum Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin Indonesia) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan sektor usaha memiliki kontribusi yang sangat signifikan dalam transisi menuju ekonomi hijau.
BACA JUGA: Di COP28, Jokowi Akui Indonesia Butuh Investasi Lebih dari US$1 Triliun untuk Capai Nol Emisi Karbon“Jadi yang paling penting adalah mengajak semua pihak, dan disini kalau dilihat dari segi bisnis baik di dalam maupun luar negeri, bukan hanya bisnis besar tapi mulai dari bisnis rintisan atau startup semuanya juga sudah mulai mendorong isu sustainability,” ungkap Shinta.
Shinta menjelaskan, isu keberlanjutan ini juga sangat penting bagi dunia usaha. Ia mencontohkan selain untuk melindungi bumi, tuntutan dari para konsumen akan produk-produk yang lebih ramah lingkungan membuat para pelaku usaha ini mau tidak mau harus mempraktikan berbagai macam hal untuk menciptakan sebuah produk yang lebih “hijau”.
Oleh karena itu ajang ISF 2024 ini diharapkan bisa membantu seluruh pelaku usaha untuk bisa menerapkan standar Environmental Social Governance (ESG) di dalam setiap perusahaannya.
Lebih jauh, Shinta berharap pada ajang ISF 2024 mendatang akan lebih banyak kerja sama yang dijalin sebagai outcome penting dari forum internasional ini.
"Waktu 2023, kita berhasil memfasilitasi 6 MoU termasuk pada waktu itu, di IKN. Tahun ini kita juga berencana ada jalinan MoU, baik swasta yang akan disampaikan untuk nanti ditandatangani pada saat ISF. Selain itu kedua showcasing berbagai proyek, termasuk juga akan ada site visit," pungkasnya. [gi/em]