Hubungan bisnis antara China dan Eropa menunjukkan beberapa kecenderungan yang saling bertentangan, sementara Beijing ingin melindungi BUMNnya dan para pemimpinnya yang menginginkan investasi asing berjanji akan lebih jauh lagi meliberalisasi peraturan-peraturan.
Perdana Menteri China Li Keqiang berada di Berlin, Rabu (31/5). Ia menyerukan upaya bersama untuk mempromosikan liberalisasi perdagangan dan kemudahan investasi.
Pada hari yang sama, sebuah badan industri Eropa di China menyatakan keprihatinan terkait diskriminasi terhadap para investor asing dan memberi gambaran suram mengenai pertumbuhan investasi perusahaan-perusahaan yang berbasis di Eropa.
Lawatan Li, yang mencakup kunjungan ke markas besar Uni Eropa di Brussels, berlangsung di tengah meningkatnya tuntutan politik untuk memastikan sikap timbal balik dalam bertransaksi bisnis dengan China. Sejumlah negara Eropa meminta Uni Eropa untuk menyusun undang-undang yang memungkinkan mereka meneliti dengan cermat investasi China dan menyisihkan investasi yang meragukan.
Mats Harborn, presiden Kamar Dagang Eropa mengemukakan dalam diskusi terlihat betapa banyak perasaan frustrasi di Eropa karena kurangnya sikap timbal balik itu.
Agenda Li sendiri tampaknya sangat ambisius kecuali jika China siap memberi konsesi penting. Ia sedang berupaya membujuk para pemimpin Eropa agar menyepakati status ekonomi pasar untuk China dan melonggarkan aksi mereka mengenai produk-produk China. [uh/lt]