Pertemuan Trump - Abe akan Bahas Isu Perdagangan dan Rudal Korut

Presiden AS Donald Trump dan PM Shinzo Abe dalam pertemuan di dekat Tokyo, 5 November 2017. (Foto: dok).

Isu perdagangan, rudal Korea Utara dan warga Jepang yang menjadi korban penculikan tampaknya akan menjadi topik dalam pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Shinzo Abe pekan ini, demikian menurut beberapa pengamat.

Awal bulan ini Menteri Sekretaris Negara Jepang Yoshihide Suga berbicara tentang beberapa prioritas negaranya dalam pertemuan Trump-Abe itu dengan mengatakan, isu rudal Korea Utara dan perdagangan akan menjadi salah satu agenda utama. Bulan lalu Trump melakukan pembatasan perdagangan alumunium dan baja terhadap Jepang dan negara-negara lain. Jepang ingin pembatasan-pembatasan itu dicabut.

Tetapi, menurut profesor hubungan internasional di Tokyo International University, Hajime Izumi, Amerika ingin merundingkan sebuah persetujuan bilateral dengan Jepang. Jepang di pihak lainnya tidak berminat, karena baru saja menandatangani Perjanjian Komprehensif dan Progresif Kemitraan Trans-Pasifik TPP dengan sepuluh negara lain. Trump mungkin gagal membujuk Abe melakukan perjanjian perdagangan bilateral. Sebaliknya, Abe melihat adanya kemungkinan Trump kembali bergabung dalam TPP. Trump sebelumnya telah memerintahkan untuk mengkaji-ulang TPP.

Topik penting lain adalah program rudal Korea Utara. Para kritikus mengatakan Jepang akan mengingatkan kembali Trump untuk

merundingkan semua jenis rudal, bukan hanya rudal jarak jauh yang bisa mencapai daratan Amerika. Profesor Narushige Michishita di Institute for Policy Studies mengatakan.

“Sementara Amerika berupaya mengatasi isu Rudal Balistik Antar-Benua – intercontinental ballistic missile IBM – yang mampu mencapai daratan Amerika; dari perspektif Jepang, yang lebih penting adalah rudal balistik jarak menengah dengan jangkauan 1.300 kilometer yang dapat mencapai sebagian besar wilayah Jepang, termasuk Tokyo,” tukas Narushige.

Pengamat Jepang itu mengatakan kalau pun pertemuan Donald Trump dan Kim Jong Un benar-benar berlangsung dan Korea Utara akan setuju menyudahi program nuklirnya, denuklirisasi Korea Utara masih jauh perjalanannya.

Hal senada disampaikan Kunihiko Miyake, presiden Foreign Policy Institute.

“Trump harus diberitahu atau diyakinkan sejak sekarang bahwa kata “denuklirisasi” itu memiliki banyak makna. Denuklirisasi Korea Utara berarti menyudahi rudal Korea Utara, tetapi denuklirisasi Semenanjung Korea – sebagaimana disepakati dengan Tiongkok – berarti pada dasarnya mereka ingin Amerika keluar dari Semenanjung Korea,” kata Miyake.

Banyak kritikus mengatakan satu topik yang pasti akan disampaikan Abe dalam pertemuan dengan Trump itu adalah soal penculikan warga Jepang oleh Korea Utara pada masa silam. Bagi Jepang, isu ini sama pentingnya dengan isu nuklir Korea Utara. [em/jm]