Trump akan Tanya Putin Soal Campur Tangan Rusia dalam Pemilu Presiden AS

Presiden AS Donald Trump, di lapangan golf Turnbery, Skotlandia, 14 Juli 2018.

Presiden AS Donald Trump, Jumat (13/7), mengatakan ia akan secara tegas menanyakan kepada sejawatnya dari Rusia, Vladimir Putin, mengenai campur tangan Moskow dalam pemilu presiden AS 2016 yang memicu penyelidikan federal AS, yang diklaim Trump sebagai tindakan mengada-ada.

"Saya kira penyelidikan itu merugikan negara kami,” kata Trump pada sebuah konperensi pers di Inggris, setelah bertemu PM Inggris Theresa May. "Penyelidikan itu sungguh merusak hubungan dengan Rusia. Saya kira, kami memiliki peluang untuk memiliki hubungan yang baik dengan Rusia, peluang yang sangat baik, hubungan yang sangat baik dengan Presiden Putin. Saya mengharapkan seperti itu.”

Trump mengatakan ia tidak mengantisipasi kemungkinan adanya momen "Perry Mason" saat mengonfrontasi Putin mengenai isu itu. Perry Mason adalah tokoh fiksi dalam drama seri di jaringan televisi CBS. Tokoh pengacara itu selalu berhasil membersihkan nama orang-orang yang dibelanya setelah mereka secara keliru dituding sebagai pelaku kejahatan. Trump memprediksi Putin akan terus membantah tuduhan tersebut.

Beberapa hari sebelum pertemuan Trump dan Putin, jaksa khusus Robert Mueller, Jumat (13/7), mendakwa 12 warga Rusia atas tudingan mereka meretas jaringan komputer Komisi Nasional Partai Demokrat untuk mengganggu pemilu.

Dakwaan itu merupakan yang tudahan terbaru dalam penyelidikan jaksa khusus itu yang telah menghasilkan pengakuan bersalah dari tiga pembantu kubu kampanye Trump.

Dalam cuitannya di Twitter, Sabtu (14/7), dari Skotlandia, Trump mempertanyakan mengapa pemerintahan Obama tidak bertindak, menanyakan di mana lokasi server Komisi Nasional Partai Demokrat yang diretas dan lagi-lagi mempertanyakan integritas FBI. [ab]