Trump Bantah Campuri Penyelidikan Hukum Terkait Dirinya

Presiden Donald Trump di Taman Bunga Mawar (Rose Garden), Gedung Putih, Washington, D.C., 15 Februari 2019.

Presiden AS Donald Trump membantah telah meminta mantan penjabat jaksa agung untuk menempatkan sekutu Trump sebagai orang yang memimpin penyelidikan federal mengenai uang tutup mulut yang dibayarkan kepada dua perempuan pada masa kampanye pemilihan presiden 2016.

Tudingan itu muncul Selasa (19/2) pada sebuah artikel surat kabar "The New York Times" yang mengatakan Trump menelpon Matthew Whitaker untuk mengetahui apakah Whitaker bersedia menyerahkan penyelidikan itu ke tangan Geoffrey Berman, jaksa AS untuk Distrik Selatan New York.

"Tidak. Tidak benar sama sekali. Saya tidak tahu siapa yang memberimu informasi itu,” kata Trump ketika ditanya mengenai laporan itu. “Lagi-lagi berita bohong. Ada banyak berita bohong. Tidak, saya tidak melakukan itu.”

Jika benar, tindakan Trump ini dapat digunakan sebagai bukti bahwa Trump berusaha mempengaruhi beberapa penyelidikan hukum mengenai dirinya dan para sejawatnya.

The New York Times menyebutkan, beberapa pejabat mengetahui langsung pembicaraan telepon antara Trump dan Whitaker. Surat kabar itu mengatakan Berman sebelumnya telah menyatakan mundur dari kasus itu karena konflik kepentingan.

Penyelidikan yang menjadi sorotan adalah penyelidikan mengenai pembayaran yang dilakukan Michael Cohen, pengacara Trump, terhadap dua perempuan yang mengaku menjalin hubungan intim dengan Trump. Pembayaran itu dimaksudkan sebagai uang tutup mulut sehingga tidak merugikan pencalonan diri Trump sebagai presiden. Cohen sendiri telah mengaku bersalah melanggar peraturan keuangan kampanye terkait pembayaran tersebut. [ab]