Presiden Amerika Donald Trump berencana menanyai Kanselir Jerman Angela Merkel mengenai pengalamannya menghadapi Presiden Rusia Vladimir Putin saat kanselir itu berkunjung ke Gedung Putih, Selasa (14/3).
Seorang pejabat tinggi pemerintah Amerika mengatakan hari Jumat (11/3) Trump akan “sangat berminat memperoleh pandangan Kanselir Merkel sementara Trump bersiap-siap berdialog dengan pemimpin Kremlin itu.
Para pengeritik di kedua sisi Atlantik selama ini curiga akan apa yang mereka pandang sebagai keluguan Trump mengenai Putin, khususnya mengenai usaha Kremlin mempengaruhi pemilihan presiden tahun 2016.
Tetapi empat pejabat yang memberi keterangan kepada para wartawan menjelang pertemuan tanggal 14 Maret berpendapat, presiden ingin meninggalkan perbedaan pandangannya yang diberitakan luas dengan pemimpin Jerman itu dan membentuk sikap bersama yang kuat mengenai masalah-masalah yang berkisar dari perdagangan hingga perang dunia maya Kremlin dan penyerbuan Rusia ke Ukraina.
Dalam kampanyenya ketika sebagai calon presiden, Trump menuduh Merkel merusak Jerman dengan kebijakan yang menyambut kedatangan pengungsi dalam jumlah yang besar.
Kanselir tersebut, yang terkenal mempunyai ikatan yang kuat dengan mantan Presiden Barack Obama, menyalahkan Trump atas larangan sementara kedatangan warga dari beberapa negara tertentu, dengan mengatakan “tidak dapat dibenarkan kecurigaan pada umumnya berdasarkan asal dan keyakinan orang.”
Stephen Szabo, direktur Transatlantic Academy dan seorang anggota German Marshall Fund of The United States, mengatakan Merkel datang ke Gedung Putih dengan rasa prihatin bahwa Trump mungkin akan bersikap terlalu lunak terhadap Rusia dan akan merongrong perangkat sanksi yang dirangkaikan Merkel setelah penyerbuan Ukraina.
Dalam wawancara VOA, ia mengatakan “hal yang paling buruk bagi solidaritas Barat adalah kalau pemain utama di Barat, Amerika Serikat, melonggarkan sanksi tanpa kemajuan di Ukraina. [gp]