Donald Trump berjanji akan memberlakukan kembali larangan masuk Amerika Serikat (AS) bagi sejumlah negara Muslim jika ia terpilih kembali. Trump mengatakan hal itu saat berpidato di acara konvensi Yahudi Partai Republik pada Sabtu (28/10).
“Kami akan mengusir teroris Islam radikal dari negara kami,” kata Trump kepada hadirin yang menghadiri pertemuan puncak tahunan Koalisi Yahudi Partai Republik.
“Anda ingat larangan bepergian itu? Pada hari pertama saya akan memulihkan kembali larangan perjalanan kita.”
Pada awal masa kepresidenannya pada 2017, Trump memberlakukan pembatasan besar-besaran terhadap masuknya wisatawan dari Iran, Libya, Somalia, Suriah, Yaman dan, awalnya, Irak dan Sudan.
Perintah tersebut diprotes di pengadilan karena dianggap diskriminatif terhadap kelompok agama tertentu. Namun larangan tersebut, bersama dengan agenda garis keras anti-imigrasi Trump, justru populer di kalangan basis pendukungnya.
Presiden Joe Biden mencabut larangan tersebut pada minggu pertamanya menjabat pada 2021.
"Biden dengan 'bangga menghapus larangan Muslim yang keji dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Amerika' yang diberlakukan oleh pendahulunya," kata juru bicara Gedung Putih.
Mantan pemimpin AS itu termasuk di antara beberapa calon dari Partai Republik yang hadir pada pertemuan para donor Yahudi yang berpengaruh untuk menjanjikan dukungan yang tak tergoyahkan bagi Israel dalam perang melawan Hamas.
Trump mengatakan pada acara tersebut, yang diadakan di Las Vegas, di negara bagian Nevada, bahwa ia akan “membela teman dan sekutu kita di Negara Israel dengan cara yang tidak pernah dilakukan siapa pun.”
BACA JUGA: Dua Muslim Catat Sejarah sebagai Anggota Pertama DPR di IllinoisKonflik antara Israel dan Hamas adalah "pertarungan antara peradaban dan kebiadaban, antara kebaikan dan kejahatan," kata Trump, yang mendapatkan sambutan hangat dari para peserta.
Turut hadir di Las Vegas adalah rival terdekat Trump, Gubernur Florida Ron DeSantis, yang menyebut serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel sebagai "serangan paling mematikan terhadap orang Yahudi sejak Holocaust itu sendiri."
DeSantis dan tokoh lainnya menyoroti apa yang mereka sebut meningkatnya anti-Semitisme di kampus-kampus perguruan tinggi AS dan mengusulkan mencabut pendanaan untuk universitas dan membatalkan visa untuk mahasiswa asing yang pro-Palestina.
Dukungan terhadap Israel adalah isu besar bagi kedua partai politik di AS dan merupakan salah satu contoh langka dari kebijakan luar negeri yang penting dalam pemilihan umum, berkat sebagian besar pemilih Yahudi. [ah]