Dalam salah satu keputusan paling penting dalam masa kepresidenannya, Donald Trump telah memilih Brett Kavanaugh sebagai calon hakim anggota Mahkamah Agung, untuk menggantikan hakim Anthony Kennedy yang pensiun.
“Tidak ada satu orang pun di Amerika yang lebih memenuhi syarat untuk posisi ini, atau lebih layak,” ujar presiden tentang Kavanaugh dalam pengumuman yang disampaikannya melalui televisi Senin (9/7) malam dari White House East Room. Trump menyebut Kavanaugh sebagai “ahli hukum yang brilian” yang “mengabdikan hidupnya untuk melayani publik.”
Kavanaugh, seorang hakim federal berusia 53 tahun, yang 12 tahun terakhir cenderung konservatif, bukan sosok yang asing dengan politik eksekutif dan kontroversi.
Ketika menjadi hakim ia pernah mengawasi penyelidikan terhadap kematian wakil penasehat bagi Presiden Bill Clinton. Kematiannya dianggap sebagai bunuh diri, tetapi sejumlah pakar konspirasi teori tidak begitu yakin akan hal itu. Kavanaugh juga melakukan pekerjaan awal yang menyebabkan pemakzulan Bill Clinton karena berselingkuh dengan staf magang Gedung Putih.
Kavanaugh juga bertugas ketika penghitungan ulang suara di negara bagian Florida yang akhirnya membuat George Walker Bush memenangkan pemilihan presiden. Setelah itu Kavanaugh menjadi staff sekretaris untuk Bush dan kerap bepergian dengan presiden.
Dikenal sebagai seorang penganut agama Katolik yang taat, posisi Kavanaugh pada salah satu isu paling bermuatan politis di Amerika, yaitu isu aborsi, telah menimbulkan kekhawatiran pada kedua belah pihak.
Mereka yang membela hak perempuan untuk memilih aborsi, marah dengan keputusan Kavanaugh terhadap seorang remaja imigran di dalam tahanan federal yang berupaya melakukan aborsi. Tetapi sebagian kelompok konservatif kecewa karena Kavanaugh tidak menyatakan bahwa remaja itu tidak memiliki hak konstitusional untuk memilih melakukan aborsi. [em/al]