Trump dan Kamala Fokus Kampanye ke “Sun Belt States”

Kombinasi foto kampanye pada akhir pekan terakhir menjelang pemilu: Donald Trump (kiri) dan Kamala Harris (2/11).

Calon Presiden Partai Demokrat Kamala Harris dan Calon Presiden Partai Republik Donald Trump pada akhir pekan terakhir menjelang pemungutan suara 5 November memusatkan perhatian pada negara bagian-negara bagian yang disebut sebagai “sun belt states.” Target utama adalah mempengaruhi pemilih yang masih ragu-ragu dengan pilihan mereka di negara-negar bagian yang menjadi medan pertarungan itu.

“Sun belt states” adalah negara bagian yang terletak di antara tenggara dan barat daya Amerika, dan diwarnai dengan iklim yang hangat, serta populasi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Ada 18 negara bagian yang termasuk dalam kawasan “sun belth” ini yaitu: Alabama, Arkansas, Arizona, California, Colorado, Florida, Georgia, Kansas, Louisiana, Mississippi, North Carolina, New Mexico, Nevada, Oklahoma, South Carolina, Tennessee, Texas, dan Utah.

Trump Yakin Menang Suara Mayoritas & Electoral College

Kedua calon mengajukan agenda-agenda yang saling bersaing dalam bidang perekonomian dan banyak bidang lainnya. Kedua capres sama-sama bersikeras bahwa yang mereka sampaikan adalah yang diinginkan oleh warga AS.

“Kami telah mengatasi setiap serangan, setiap pelecehan dan bahkan dua upaya pembunuhan,” kata Trump dalam rapat umum di Gastonia, North Carolina, di luar Charlotte. “Dan sekarang semuanya menjadi seperti ini.” Trump kemudian menuju ke Virginia, yang tidak dianggap sebagai negara bagian yang menjadi medan pertempuran, namun menyampaikan pesan serupa. Trump mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dia tidak mungkin kalah dan telah berada di titik puncak “kemenangan politik terbesar dalam sejarah negara kita.”

Your browser doesn’t support HTML5

Profil Donald Trump, Capres Partai Republik

Trump memproyeksikan bahwa ia tidak hanya akan memenangkan penghitungan “electoral college,” namun juga mayoritas suara yang diberikan di seluruh AS, yang gagal diraihnya dalam dua pilpres sebelumnya. “Kita akan memenangkan suara terbanyak,” kata Trump kepada hadirin. “Saya pikir kita memiliki peluang yang sangat bagus untuk memenangkan suara terbanyak.”

Kamala Serukan Warga Berikan Suara Lebih Awal

Sementara itu Kamala Harris mendesak para pendukungnya untuk memilih lebih awal sehingga ia dapat terpilih dan memberikan kesempatan “kepemimpinan generasi baru” yang menurutnya ia wakili.

“Saya siap menawarkan kepemimpinan sebagai presiden mendatang Amerika,” ujarnya dalam kampanye di lapangan parkir Atlanta Civic Center. Ia harus beberapa kali berhenti berbicara supaya tim medis dapat menolong orang-orang yang pingsan setelah berada di tempat itu selama beberapa jam di tengah panas terik. “Di sini panas, Atlanta,” ujarnya.

Your browser doesn’t support HTML5

Profil Kamala Harris, Capres Partai Demokrat

Belum jelas apakah Kamala sendiri akan memberikan suara lebih awal. Juru bicara tim kampanyenya, Michael Tyler, pada hari Sabtu mengatakan Kamala berencana memberikan suara lewat pos, tetapi tidak menjabarkan apakah ia akan mengirim surat suara itu ke California – negara bagian di mana ia tinggal – atau tidak.

Trump pada hari Sabtu memastikan bahwa ia akan datang langsung ke TPS di Florida pada hari Selasa (5/11) untuk memberikan suara, meskipun sebelumnya ia mengatakan akan memberikan suara lebih awal.

Apakah ada yang sudah memberikan suara?” tanya Kamala pada kerumunan massa di Atlanta, yang sebagian menjawab dengan teriakan. “Wah terima kasih,” ujarnya.

Tim Kampanye Trump & Kamala Gencarkan Kampanye Terakhir

Ini merupakan bagian dari upaya terakhir yang dilakukan oleh Trump, Kamala, pasangan mereka masing-masing, dan para pendukungnya untuk mendorong masyarakat agar memberikan suara lebih awal atau secara langsung pada hari pemungutan suara tanggal 5 November nanti.

Tim kampanye Kamala berharap untuk mendapatkan momen “berdampak tinggi” dengan spot berdurasi dua menit yang akan ditayangkan pada hari Minggu selama pertandingan NFL di CBS dan FOX, termasuk Green Bay Packers melawan Detroit Lions, dua tim dari negara bagian “swing state.”

Iklan ini menggambarkan Kamala sedang berinteraksi dengan orang-orang selama kampanye dan berbicara langsung dengan para pemirsa. “Sekarang saya meminta suara Anda karena sebagai presiden saya akan bangun setiap hari dan berjuang untuk rakyat Amerika,” katanya di akhir iklan itu.

Manajer Tim Kampanye Harris, Jen O'Malley Dillon, dalam sebuah telepon konferensi dengan para wartawan pada hari Sabtu saat kedua belah pihak memulai sprint terakhir untuk mendapatkan suara, memproyeksikan kepercayaan diri timnya. “Jika Anda dapat mendengar kegembiraan dalam suara saya, itu karena kita berada di akhir pekan GOTV (Get Out The Vote),” katanya.

Sementara itu, Trump berbicara dengan sedih, seperti yang dia lakukan di beberapa rapat umum baru-baru ini, tentang bagaimana setelah hampir satu dekade berkampanye, perlombaan terakhirnya mendekati akhir. “Saya berharap dapat bertemu lagi, berkali-kali,” ujar mantan presiden itu dalam satu dari dua kampanyenya di North Carolina. “Kampanye ini merupakan sensasi seumur hidup bagi saya dan Anda.”

Dalam rapat umum kedua di Greensboro, dia mengatakan akan melangsungkan rapat umum selama dua hari lagi “dan kemudian kami menutupnya, dan tidak akan terjadi lagi.” Ditambahkannya, dia akan mengadakan “bentuk demonstrasi yang berbeda – demonstrasi untuk negara kita.” Belakangan, dia tertawa dengan lelucon seksis tentang Harris. Trump mengulangi klaimnya, tanpa bukti, bahwa Harris berbohong tentang bekerja di McDonalds di masa mudanya, seseorang di antara kerumunan itu berteriak, “dia bekerja di sudut jalan.” Trump tertawa, melihat sekeliling dan menunjuk ke arah kerumunan. “Tempat ini luar biasa,” katanya disambut sorak-sorai. “Ingat saja, orang lain yang mengatakannya. Itu bukan saya.”

Pesawat yang membawa Kamala dan Trump bertemu di landasan di Charlotte, North Carolina, tempat wakil presiden tersebut mengakhiri hari kampanyenya. Di kota itu Kamala berkampanye bersama aktris Kerry Washington dan rocker Jon Bon Jovi, yang memainkan lagu baru “The People’s House” yang katanya dia tulis tak lama setelah penyerbuan Capitol AS oleh pemberontak pro-Trump pada 6 Januari 2021. “Kita masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan,” ujarnya saat berbicara di Atlanta seraya menambahkan, “Jangan salah, kita akan menang.” Dia juga menyebut kampanye dan pendukungnya sebagai “janji Amerika.” [em/ab]