Conservative Political Action Conference (CPAC) atau Konferensi Aksi Politik Konservatif telah lama menjadi kekuatan dahsyat dalam politik sayap kanan AS. Kekuatan tersebut kini menyebar, melintasi Atlantik, sampai ke Hongaria.
Untuk tahun ketiga berturut-turut, Hongaria kembali menggelar CPAC Eropa. Tuan rumah dan pembicara utama, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengatakan kaum konservatif berpeluang merebut kekuasaan pada tahun pemilu. Kepada massa, Orban mengatakan:
"Jadikan Amerika kembali hebat, jadikan Eropa kembali hebat! Ayo Donald Trump, ayo para penguasa Eropa!” seru Orban kepada massa.
Orban mengklaim, tanpa bukti, bahwa kekuatan liberal berusaha membungkam kelompok sayap kanan.
“Itulah yang sedang mereka lakukan terhadap kaum konservatif di negara-negara Eropa yang liberal dan progresif. Hal yang sama terjadi di AS ketika mereka ingin menghapus [mantan] Presiden Donald Trump dari surat suara dengan putusan pengadilan," kata Orban.
BACA JUGA: Politisi Sayap Kanan Eropa Serukan Setop Bantuan untuk UkrainaDalam pidato yang direkam untuk konferensi itu, Jumat (26/4), Trump mengatakan, dia siap memperbarui aliansi konservatif dengan Orban.
“Asalkan tetap bersatu dalam visi, setia pada prinsip-prinsip, dan tidak takut dalam mempertahankan nilai-nilai, kaum konservatif akan memenangkan pertempuran untuk menyelamatkan peradaban kita dari komunis, Marxis dan fasis. Kita juga akan memulihkan kekuasaan konservatisme dan akal sehat dunia," kata Trump.
Para pengecam Orban menuduhnya menarik mundur demokrasi di Hongaria.
Zsolt Enyedi, analis politik di Central European University di Budapest, mengatakan bahwa Orban berambisi untuk mengubah 'dunia.'
"Jadi, dia tidak hanya ingin terus menjabat, tetapi juga ingin memberi dampak pada iklim ideologis. Dan dia berpendapat bahwa dengan mensponsori partai-partai sahabat tertentu, pemerintah-pemerintah dan kelompok dan inisiatif intelektual, ia akan muncul sebagai pemimpin gerakan konservatif. Dan itu bisa mengimbangi fakta bahwa arus utama di Eropa dan negara-negara demokrasi liberal membencinya," kata Zsolt.
Your browser doesn’t support HTML5
Yang juga berbicara pada konferensi CPAC adalah Perdana Menteri Georgia, Irakli Kobakhidze. Ia menghadapi protes anti-pemerintah di dalam negeri.
“Adalah orang yang saat ini semakin mengarahkan negaranya ke Rusia, mencoba meninggalkan Uni Eropa, dan yang menarik, dia diterima di klub yang seharusnya membela kepentingan Barat. Jadi, aliansi strategis semacam ini dimungkinkan, karena semuanya menggunakan bahasa perang budaya," papar Zsolt.
Sementara partai-partai sayap kanan diperkirakan akan meraih hasil yang baik dalam pemilu Eropa pada Juni, partai Fidesz yang dipimpin Orban sedang kesulitan menghadapi krisis ekonomi dan rangkaian skandal politik.
Pemilihan presiden AS dijadwalkan pada 5 November. Jajak pendapat menunjukkan terjadi persaingan ketat antara Trump dan petahana Presiden Joe Biden. [ka/jm]