Trump, Demokrat Hadapi Ujian Besar pada Pemilu

  • Jim Malone

Presiden AS Donald Trump memberikan dukungan kepada kandidat anggota Kongres AS, Rick Saccone, dalam kampanye "Make America Great Again" di Moon Township, Pennsylvania, 10 Maret 2018. (Foto: dok).

Para pemilih di Pennsylvania hari ini akan mendatangi TPS-TPS untuk memberikan suara mereka pada pemilu khusus Kongres yang dipandang memiliki implikasi nasional terhadap Presiden Donald Trump dan Partai Demokrat yang beroposisi. Pemilu itu berlangsung di distrik di mana Trump unggul 19 poin pada pemilihan presiden 2016.

Partai Demokrat berharap, seandainya kekalahan dialami calon Partai Republik, itu bisa menjadi petunjuk positif para kandidat Partai Demokrat pada pemilu sela Kongres yang akan berlangsung November mendatang.

Presiden Trump kembali berkampanye, kali ini untuk calon anggota Kongres dari Partai Republik Rick Saccone di Pennsylvania baratdaya.

“Kita membutuhkan dia. Kita membutuhkan orang-orang Republik. Kita membutuhkan dukungan suara. Kalau tidak, mereka akan menghapus pemotongan pajak Anda. Mereka akan mencabut hak Amendemen Kedua Anda,” kata Presiden Trump.

Trump menang mudah di distrik itu pada pemilihan presiden 2016, namun calon dari Partai Demokrat berharap bisa mengubah peruntungan Partai Republik itu dengan bantuan mantan wakil presiden Joe Biden.

mantan Wapres AS Joe Biden menunjuk Conor Lamb (kanan), kandidat anggota Kongres AS dari partai Demokrat untuk Pemilu khusus di Pennsylvania, dalam kampanye di Collier, Pennsylvania, 6 Maret 2018. (Foto: dok).

"Kegairahan dan komitmen sangat menentukan dalam politik. Kegairahan dan komitmen membuahkan dukungan akar rumput,” kata Joe Biden.

Trump berusaha membantu Partai Republik menghindari kekalahan lain menjelang pemilu sela November mendatang. Banyak pengamat memperkirakan, Partai Demokrat diperkirakan akan meraih sejumlah kemenangan.

Presiden berusaha menggalang dukungan dengan memfokuskan perhatian pada UU pemotongan pajak, tarif baru untuk baja dan aluminium impor dan pembukaan hubungan diplomatik dengan Korea Utara.

Namun sejauh ini, menurut Jim Kessler, analis dari lembaga think-tank Third Way, tingkat dukungan publik terhadap Trump tetap bertahan pada angka 40 persen, tergolong rendah pada tahun kedua masa jabatan presiden.

"Ia tidak melakukan apapun untuk memperluas basis pendukungnya. Dan juga, kerusakan politik itu ibarat sengatan matahari. Anda tidak tahu ketika itu terjadi, baru kemudian Anda menyadari kulit Anda merah. Anda kemudian berkata, ‘Saya terlalu lama terekspos sengatan matahari!’ Jadi, ini proses yang lama,” komentarnya.

Your browser doesn’t support HTML5

Pemilu Khusus AS di Pennsylvania

Meski demikian, menurut analis konservatif Michael Barone dari American Enterprise Institute, para pendukung Trump tetap setia, meski saat ini berlangsung beberapa insiden politik.

"Hal menarik mengenai semua pergolakan ini adalah, ini tidak mengubah suara banyak orang. Masih ada konstituen dari minoritas besar rakyat Amerika yang mendukung Trump dan kebijakan-kebijakannya, bahkan ketika kebijakan-kebijakan itu berubah, dan kadang dari hari ke hari,” kata Barone.

Jajak-jajak pendapat menunjukkan, pemilu Selasa ini tidak bisa dipastikan, dan hasilnya bisa menjadi petunjuk terkini mengenai partai mana yang memiliki momentum politik menjelang pemilu sela Kongres November mendatang. [ab]