Trump Jenguk Korban Penembakan Massal di Dayton dan El Paso

Para demonstran memasang spanduk berisi protes atas kunjungan Presiden Donald Trump ke kota perbatasan, El Paso, setelah penembakan massal pada akhir pekan, Rabu, 7 Agustus 2019.

Presiden AS Donald Trump dan ibu negara, Melania, Rabu (7/8), menjenguk para korban penembakan massal di Kota Dayton, Ohio dan El Paso di Texas. Tapi ia tidak mengunjungi tempat-tempat di mana kedua pembantaian itu terjadi.

Kedua tempat itu ramai dipenuhi para demonstran yang menentang kunjungan Trump sambil menyerukan diberlakukannya undang-undang anti senjata api yang lebih keras.

Pendukung Trump juga muncul dekat para demonstran itu sambil melambai-lambaikan poster yang mendukung pemilihan kembali Trump sebagai presiden pada 2020.

Anggota DPR dari partai Demokrat, Veronica Escobar, yang distriknya mencakup toko serba ada Walmart di mana 22 orang tewas tertembak dan puluhan luka-luka, menolak undangan untuk menyertai Trump dalam kunjungan itu. Karena, katanya, retorika yang sering disampaikan Trump telah menyakitkan banyak anggota masyarakat.

Calon presiden Beto o’Rourke sebelumnya mengatakan kunjungan presiden itu tidak dikehendaki dan mendesaknya supaya jangan datang ke El Paso.

Ketika berkunjung ke rumah sakit di El Paso, Trump mengatakan kepada para korban dan keluarga mereka “Tuhan menyaksikan semua ini, dan kami akan terus mendukung kalian.”Kata juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham presiden sama sekali tidak berbicara tentang masalah pengawasan senjata ketika berada di rumah sakit itu, di mana ia juga bertemu dengan sejumlah polisi.

Sebelum berangkat dari Washington pada Rabu pagi, Trump mengatakan ia mendukung pengecekan latar belakang yang lebih ketat atas calon pembeli senjata api, tapi menambahkan bahwa ia tidak melihat adanya “minat politik untuk melarang pemilikan senjata serbu.” [ii/pp]