Trump Kecam Pernyataan PM Trudeau, "Kanada akan Bayar Sangat Mahal"

Presiden Donald Trump berjabat tangan dengan PM Kanada Justin Trudeau pada acara KTT G-7 di La Malbaie, Quebec, Kanada, Jumat (8/6) lalu.

Presiden Donald Trump mengatakan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau “belajar” dari kesalahan mengkritisi dirinya dan akan membuat Kanada membayar harga “sangat mahal.”

Meskipun demikian penasihat Trump, Peter Navarro, hari Selasa (12/6) mengatakan ia membuat kesalahan ketika mengatakan “ada tempat khusus di neraka” bagi Trudeau.

Dalam konferensi pers hari Selasa seusai pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Trump menceritakan kembali saling kritik antara dirinya dan Trudeau. Ia mengatakan pemimpin Kanada itu pasti tidak menyadari bahwa ia memiliki televisi di pesawat kepresidenan Air Force One, yang memungkinkannya memonitor konferensi pers Trudeau pada akhir KTT G7.

“Hal ini akan membuat rakyat Kanada membayar harga sangat mahal. Ia akan belajar,” ujar Trump sambil memberi isyarat dengan tangannya. “Anda tidak dapat melakukan hal itu. Anda tidak dapat melakukannya.”

Baca juga: Tokoh-tokoh Partai Republik Kecam Pernyataan Gedung Putih soal Trudeau

Presiden Trump mengatakan ia terganggu dengan pernyataan-pernyataan Trudeau tentang tidak membiarkan Kanada didorong-dorong.

“Ia melangsungkan konferensi pers tentang bagaimana ia tidak berkenan didorong-dorong oleh Amerika. Dan saya mengatakan: mendorong-dorong? Kami hanya berjabat tangan. Ini sangat bersahabat,” ujar Trump.

Lebih jauh Trump menyebut Trudeau “tidak jujur” dan “lemah” dalam serangkaian cuitan pasca KTT hari Sabtu (9/6) itu.

Beberapa penasehat Trump membalas balik lewat acara-acara televisi hari Minggu (10/6), meningkatkan kecaman dengan kalimat yang belum pernah disampaikan sebelumnya terhadap Trudeau, menyebutnya sebagai penikam dari belakang yang tidak layak menghabiskan waktu Trump.

“Ada tempat khusus di negara bagi pemimpin negara mana pun yang terlibat dalam diplomasi yang buruk dengan Presiden Donald Trump dan kemudian berupaya menikamnya dari belakang,” ujar Navarro di Fox News Sunday. Namun pada hari Selasa, Navarro minta maaf atas pernyataannya itu. [em/jm]