Trump Klaim Penyelidikan Terkait Kampanyenya dan Kolusi dengan Rusia Ilegal

ARSIP - Presiden Donald Trump berbicara pada sebuah acara pengglangan dana di Fargo, N.D., 7 September 2018 (foto: AP Photo/Susan Walsh)

Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu, tanpa memberi bukti, mengklaim penyelidikan kejahatan yang sedang berlangsung terhadap kaitan kampanyenya dengan Rusia “tidak boleh dilakukan berdasarkan hukum.”

Dalam cuitan Twitter, pemimpin Amerika itu menyebut penyelidikan oleh penyidik khusus Robert Mueller ilegal dan katanya diteruskan sekedar untuk mencari-cari kejahatan. Tetapi Mueller ditunjuk oleh Kejaksaan Amerika dan hakim sudah menetapkan bahwa penyelidikan yang dilakukannya adalah legal.

Sebagaimana yang sering dilakukannya, Trump membantah bahwa ada kolusi dengan Rusia, tetapi menuding lawan politiknya mantan menlu Hillary Clinton punya kolusi dengan Rusia. Dia menyebut tim hukum Robert Mueller sebagai “17 Demokrat yang marah dan mengais apa saja yang mereka bisa temukan. Sangat tidak adil dan buruk buat negara.”

Tetapi Trump tidak mengomentari perkembangan terakhir dari penyelidikan Robert Mueller, yakni pengakuan bersalah dari mantan manajer kampanye Trump, Paul Manafort, atas tuduhan korupsi dan deklarasi oleh penuntut bahwa Manafort siap untuk bekerja sama dengan mereka dan membeberkan apa yang diketahuinya tentang kampanye Trump.

Paul Manafort, usia 69 tahun, adalah seorang pelobi, dan sebelumnya telah dinyatakan bersalah dalam peradilan Agustus lalu atas 8 butir tuduhan pelanggaran pajak dan kecurangan perbankan. Minggu lalu dia mengaku bersalah atas dua tuduhan konspirasi di peradilan Washington DC. Dalam kasus terbaru, penuntut bersedia membatalkan tuduhan atas upaya lobinya untuk bekas presiden Ukraina Viktor Yanukovych, dan sebagai imbalannya dia akan menjawab secara jujur dan lengkap pertanyaan tentang semua hal yang sedang diselidiki tim Robert Mueller.

Paul Manafort berperan dalam pertemuan pada Juni 2016 di Trump Tower, New York. Manafort hadir dalam pertemuan yang diselenggarakan putra Trump, Donald Trump Jr, dengan seorang pengacara Rusia yang bersedia memberi informasi yang mencemarkan Hillary Clinton. [jm]