Trump: Korut Tak akan Bisa Langsungkan Uji Coba Misil Balistik Antar Benua

  • Brian Padden

Presiden AS terpilih Donald Trump di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida (Foto: dok).

Presiden AS terpilih Donald Trump menyatakan, rencana Korea Utara untuk segera melakukan uji coba misil balistik antar benua yang bisa menjangkau Amerika Serikat, tidak akan terwujud.

Pernyataan Trump muncul satu hari setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un secara tersirat dalam pidato tahun barunya, mengatakan, Pyongyang siap melakukan uji coba peluncuran milisil balistik antar benua.

Dalam pesan Twitternya, Trump mengatakan rencana Korea Utara itu tidak akan terlaksana. Presiden terpilih itu juga menyatakan kembali kecamannnya terhadap China, yang pernah disampaikannya pada masa lalu, atas kegagalannya menghentikan Korea Utara dalam mengembangkan program senjata nuklir dan program misil balistik.

Trump bahkan sempat mengolok-olok China dengan menyatakan bahwa negara itu mengeruk banyak uang dan kemakmuran dari Amerika Serikat dalam perdagangan yang sepenuhnya berlangsung sepihak, namun tidak bersedia membantu mengendalikan Korea Utara yang secara ekonomi bergantung padanya.

Korea Utara telah berulangkali melangsungkan uji coba misil jarak yang lebih dekat dengan hasil yang beragam. Meskipun sejumlah pakar mengatakan, masih diperlukan waktu bertahun-tahun bagi Korea Utara untuk bisa mengembangkan kemampuan mengirim hulu ledak nuklir ke Amerika Serikat, negara itu sesumbar bisa melakukannya.

Korea Utara tidak segera menanggapi pernyataan Trump tersebut. Namun, Korea Selatan yang merupakan saingan Korea Utara, menyambut pernyataan Trump itu. Seoul memuji pesan Twitter Trump karena mengungkapkan dengan jelas pemahaman mengenai keseriusan ancaman nuklir Korea Utara.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Cho June-hyuck, mengatakan, “Ini bisa diartikan sebagai peringatan jelas terhadap pernyataan Kim Jong Un mengenai kemungkinan provokasi dengan menggunakan misil balistik antar benua yang tersirat dalam pidato tahun barunya.”

China mengecam pernyataan Trump itu. The Global Times, surat kabar pemerintah China, menyebutkan, program nuklir Korea Utara telah membuat cemas banyak warga Amerika. Namun, kata surat kabar itu, bukannya melakukan instropeksi diri, AS lebih memilih untuk menyalahkan China.

Namun, mencegah Korea Utara melakukan uji coba misil balistik antar benua tidaklah mudah. Jeffrey Lewis, Direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Middlebury Institute of International Studies di California mengatakan, “Jika presiden mendatang Trump, atau ketika ia menjabat sebagai Presiden Trump, meledakan pusat peluncuran antariksa di Sohae, itu tidak akan memecahkan masalah, kecuali semua misil kebetulan berada di sana.”

Hingga saat ini, para analis pertahanan Amerika bersikeras mengatakan bahwa Korea Utara hanya mampu menjangkau daratan utama AS dengan misil Taepodong-2 yang pada masa lalu pernah ditembakkan dari sebuah lokasi tetap di Stasiun Peluncuran Satelit Sohae.

Pada 2016 dan 2012 Korea Utara meluncurkan Taepodong sebagai roket yang diklaim Pyongyang merupakan bagian dari program antariksa damai untuk mengirim satelit-satelit oberservasi bumi ke orbit. Namun program antariksa Korea Utara dicurigai banyak pihak sebagai cara terselubung untuk memajukan teknologi nuklir dan misil balistik yang dilarang resolusi-resolusi PBB.

Tahun lalu, selain melangsungkan serangkaian uji coba nuklir dan misil, Korea Utara menguji mesin peluncur baru yang lebih kuat untuk dua jenis misil balistik antara benuanya, KN08 dan KN14. Mesin itu dapat meningkatkan jangkauan misil Korea Utara ke kawasan manapun di Amerika Serikat.

Peluncur-peluncur misil jarak jauh Korea Utara yang mudah dipindah-pindah bisa disembunyikan di bawah tanah atau di tempat-tempat persembunyian lain di berbagai lokasi di berbagai penjuru Korea Utara. Fakta ini menyulitkan militer AS dalam mencegah uji coba peluncuran misil Korea Utara.

Kim Jong Un pernah mengatakan, negaranya akan terus membangun kemampuan nuklir selama AS dan sekutu-sekutunya mengancam keamana Korea Utara. Ia juga secara spesifik menyatakan keberatan atas latihan militer bersama AS-Korea Selatan yang berlangsung setiap tahun. [ab/uh]