Presiden Amerika Donald Trump telah lama menentang globalisme dan mengecam multilateralisme yang merupakan fondasi PBB. Akan tetapi, sebagai pemimpin negara yang menjadi lokasi markas besar badan dunia itu, Trump wajib menghadiri dan berbicara di Majelis Umum PBB setiap tahun, yang ia lakukan untuk ketiga kalinya hari Selasa ini (23/9).
“Jika Anda menginginkan kebebasan, banggalah pada negara Anda. Jika Anda menginginkan demokrasi, jagalah kedaulatan Anda. Jika Anda menginginkan perdamaian, cintailah negara Anda,” kata Trump dalam pidatonya.
Ia mengeluarkan kata-kata keras mengenai Iran, dengan mengatakan semua negara memiliki kewajiban untuk bertindak melawan Republik Islam itu. “Tidak ada pemerintah yang bertanggungjawab yang boleh membantu Iran yang haus darah,” ujarnya.
BACA JUGA: AS Tekankan Diplomasi di Tengah Ketegangan dengan IranDalam pernyataan bersama yang dilansir hari Senin, Inggris, Perancis dan Jerman menyatakan bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan baru-baru ini terhadap fasilitas-fasilitas minyak Saudi. Mereka bergabung dengan Amerika Serikat, yang telah menerapkan sanksi-sanksi baru terhadap Iran sebagai tanggapan atas serangan-serangan tersebut.
Iran telah membantah bertanggung jawab. Hari Senin (23/9), Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif meminta negara-negara Eropa yang menandatangani perjanjian tahun 2015 mengenai program nuklir Iran agar membentuk “jalur yang mandiri” dari Amerika Serikat dan membantu Iran mengatasi sanksi-sanksi Amerika.
Para pejabat Amerika dan Iran telah menyatakan pemimpin kedua negara itu tidak akan bertemu pekan ini dalam acara di PBB. Akan tetapi sejumlah diplomat mempertahankan harapan akan terjadinya pertemuan dalam upaya sedikit mencairkan kebekuan, di tengah-tengah meningkatnya pembicaraan mengenai perang. [uh/ab]