Kandidat presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, hari Selasa (11/10) mengecam keras pejabat-pejabat dan anggota partai lainnya karena meninggalkan kampanyenya. Namun ia mengakui bahwa sulit berprestasi baik sementara mereka tidak memberi dirinya dukungan.
Dalam serangkaian tulisan di Twitter, Trump menyerang Ketua DPR Paul Ryan, menyebutnya pemimpin yang lemah dan tidak efektif. Kecaman ini dilancarkan setelah Ryan memberitahu rekan-rekannya bahwa dia tidak lagi akan berkampanye untuk Trump atau membela komentar-komentar Trump yang menyinggung banyak kalangan, sehingga menyebabkan pemilih tidak suka dengan pebisnis real estat yang kasar itu.
Munculnya sebuah video dari tahun 2005 dimana Trump terdengar membuat komentar vulgar terhadap perempuan telah menyebabkan Ryan dan banyak anggota Republik lainnya menjauhkan diri dari Trump.
Sebagai tanggapan, Trump mengirim pesan Twitter: “Republik yang tidak setia jauh lebih bermasalah ketimbang Hillary. Mereka menyerang kita dari segala sisi. Mereka tidak tahu bagaimana untuk menang, saya akan beri mereka pelajaran.”
Dia juga mengatakan merasa lega tidak lagi terikat oleh politisi yang dianggapnya orang-orang yang kalah.
“Rasanya nyaman sekali rantai-rantai ini sudah dilepas dan saya bisa berjuang buat Amerika sebagaimana saya inginkan.”
Dia menambahkan, “Demokrat jauh lebih setia satu sama lain daripada Republik.”
Sementara kandidat Demokrat Hillary Clinton memimpin lebih besar dari sepuluh poin dalam jajak pendapat dan pakar memberi dirinya peluang 86 persen memenangkan pemilihan, anggota-anggota Republik tampaknya sudah mengalah lebih dulu dan mengakui kandidat mereka bakal dikalahkan.
Ryan merasa yakin Hillary Clinton akan mengalahkan Trump pada pemilihan 8 November, namun dia berkampanye untuk rekan-rekan Republiknya untuk mempertahankan kursi mayoritas di DPR, dan mencegah pengambilalihan DPR oleh kubu Demokrat. [jm]