Trump Tegaskan Kembali "America First" pada Kebijakan-kebijakannya

Presiden Donald Trump ketika menyampaikan pidato kenegaraan (SOTU) pertamanya di Kongres, Selasa, 30 Januari 2018 di Washington, disaksikan oleh Wakil Presiden Mike Pence dan Ketua DPR Paul Ryan.

Presiden Amerika Donald Trump kembali menegaskan komitmen “America First” atau “Amerika yang Pertama” dalam hampir semua kebijakan yang disampaikannya di hadapan Kongres Selasa malam (30/1).

Penegasan komitmen Trump itu terlihat jelas dalam pidato kenegaraan 18 halaman yang disampaikannya selama hampir satu setengah jam. Trump membuka pidato dengan memuji beberapa orang yang disebutnya sebagai "pahlawan" karena jasa mereka menyelamatkan banyak orang dalam bencana alam, insiden penembakan, dan perang. "Warga Amerika kuat dan bersama-sama kita membangun negara yang kuat, aman dan membanggakan," ujarnya.

Trump kemudian memaparkan pencapaian utamanya sejak menjabat 11 bulan lalu, yaitu dalam bidang penciptaan lapangan kerja.

"Sejak pemilu kita telah menciptakan 2,4 juta lapangan kerja baru, termasuk 200 ribu lapangan kerja di sektor pepabrikan. Setelah bertahun-tahun, akhirnya kita melihat adanya kenaikan upah. Tingkat pengangguran juga mencapai yang terendah dalam 45 tahun," ujar Trump.

Pemotongan pajak adalah pencapaian lain yang disampaikan Trump. Bagaimana keluarga kelas menengah menurutnya bisa mendapatkan kelonggaran pajak bagi anak-anak mereka.

Tonton: Apakah SOTU itu?

"Kita juga memangkas pajak kalangan bisnis dari 35% menjadi 21%, sehingga perusahaan-perusahaan Amerika kini bisa bersaing dan menang melawan perusahaan mana pun di seluruh dunia."

Trump menyebut sejumlah perusahaan raksasa, termasuk perusahaan otomotif seperti Chrysler yang memindahkan pabrik utama mereka dari Meksiko ke Michigan; juga Toyota dan Mazda yang membuka pabrik di Alabama.

Trump menyorot tentang perjanjian perdagangan yang menurutnya selama bertahun-tahun telah merugikan Amerika, dan berjanji akan memperbaiki perjanjian tersebut guna melindungi pekerja dan keluarga Amerika.

Your browser doesn’t support HTML5

Trump Tegaskan Kembali "America First" dalam Pidato Kenegaraan di Kongres


Isu Imigrasi Jadi Fokus Pidato Kenegaraan

Isu imigrasi adalah salah satu isu yang menjadi fokus utama Trump dalam pidatonya ini. Tetapi beberapa poin yang disampaikannya mendapat kecaman dari anggota-anggota faksi Demokrat.

"Selama puluhan tahun, perbatasan yang terbuka telah membuat narkoba dan kelompok-kelompok penjahat masuk dengan mudah dalam kelompok masyarakat yang rentan. Sistem perbatasan terbuka ini membuat jutaan pekerja berpendapatan rendah bersaing memperebutkan lapangan kerja dan upah dengan warga Amerika yang paling miskin. Yang paling tragis, banyak yang kehilangan nyawa karena hal ini."

Oleh karena itu Trump menyerukan tindakan bipartisan di Kongres, dari faksi Demokrat dan Republik, untuk melindungi warga Amerika dengan berbagai latar belakang, warna kulit, agama dan kepercayaan. “Because Americans are dreamers too," ujarnya.

Ada empat pilar yang disebut Trump untuk mematangkan rencana memperbaiki sistem imigrasi Amerika, yaitu (1) menyiapkan jalur memiliki kewarganegaraan bagi 1,8 juta imigran ilegal yang dibawa ke Amerika oleh orang tua mereka ketika masih kanak-kanak; (2) mengamankan perbatasan untuk menjaga masyarakat; (3) menyudahi lotere visa; dan (4) mengakhiri migrasi berantai. Dua pilar terakhir dinilai sebagai penyebab masuknya warga yang tidak memiliki keahlian, yang akhirnya merugikan ekonomi dan masa depan Amerika.

"Yang paling penting, keempat pilar ini akan menghasilkan legislasi yang memenuhi janji utama saya untuk hanya menandatangani RUU yang mengedepankan Amerika yang Pertama. Jadi mari kita bekerjasama, singkirkan kepentingan politik, dan selesaikan tugas ini."

ISIS, Denuklirisasi Korea Utara & Yerusalem Jadi Fokus Kebijakan Luar Negeri

Dalam kebijakan luar negeri, ada tiga isu yang sempat disinggung Trump dalam pidatonya yaitu soal keberhasilan pasukan koalisi pimpinan Amerika mengusir hampir 100% militan ISIS dari Irak dan Suriah, soal denuklirisasi Korea Utara, dan soal konflik Israel-Palestina. Secara khusus Trump mengkritisi negara-negara yang mengecam kebijakan yang diambilnya Desember lalu untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

"Tak lama setelah saya mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, puluhan negara di Majelis Umum PBB menentang hak berdaulat Amerika untuk menyampaikan pengakuan ini. Para pembayar pajak Amerika telah dengan murah hati mengalokasikan miliaran dolar dalam bentuk bantuan kepada mereka setiap tahun. Oleh karena itu malam ini saya meminta Kongres untuk meloloskan aturan guna memastikan agar bantuan asing Amerika hanya ditujukan demi kepentingan Amerika, dan hanya diberikan kepada sahabat-sahabat Amerika," tambah Trump.

Demokrat Sampaikan Tanggapan terhadap Pidato Trump

Tak lama setelah pidato kenegaraan ini, faksi Demokrat menyampaikan tanggapannya. Wakil yang ditunjuk Partai Demokrat untuk menyampaikan tanggapan adalah Joseph P. Kennedy III, putra Senator Edward M. Kennedy dan keponakan Presiden John F. Kennedy. Ia secara terang-terangan mengecam pidato Presiden Trump yang menurutnya telah mengabaikan nilai-nilai fundamental Amerika. [em/jm]