Presiden terpilih Donald Trump mengatakan, Greenland, wilayah semiotonom Denmark, dan terusan milik Panama yang menghubungkan Laut Karibia dengan Samudera Pasifik, harus dikuasai oleh Amerika Serikat.
Pada konferensi pers di Mar-a-Lago, Selasa (8/1), Trump ditanya apakah ia dapat menjamin bahwa ia tidak akan menggunakan tekanan ekonomi dan kekuatan militer untuk mencapai hal tersebut. Ia menjawab, “Tidak. Saya tidak dapat menjamin mengenai keduanya. Tetapi saya dapat katakan ini, kita memerlukan keduanya untuk keamanan ekonomi.”
Pekan lalu, Panama merayakan ulang tahun ke-25 pengalihan terusan itu dari Amerika Serikat. Ketika itu, Presiden Panama José Raúl Mulino mengatakan, “Terusan ini akan tetap berada di tangan kita selamanya. Hari ini, kita melihat bendera Panama berkibar bebas, seolah-olah bendera ini sudah selamamya di sana.”
Sejak 1941, Amerika Serikat telah mempertahankan sebuah pangkalan militer di Greenland, wilayah berselimut es yang merupakan bagian dari Kerajaan Denmark tetapi memiliki otonomi luas.
Kata Trump lagi, “Orang bahkan benar-benar tidak tahu apakah Denmark memiliki hak hukum atasnya, tetapi jika memang memilikinya, mereka harus melepaskannya karena kita memerlukannya untuk keamanan nasional, itu adalah untuk dunia yang bebas. Saya berbicara mengenai perlindungan dunia yang bebas. Lihatlah –Anda bahkan tidak memerlukan teropong- lihatlah keluar, Anda lihat kapal-kapal China ada di mana-mana, kapal Rusia di mana-mana. Kita tidak akan biarkan hal itu terjadi.”
PM Denmark Mette Frederiksen telah berulang kali mengatakan bahwa Greenland tidak untuk dijual. Ia kembali mengatakan itu hari Selasa, sewaktu, putra presiden terpilih, Donald Trump Jr., tiba untuk melakukan kunjungan mendadak ke teritori itu.
Kata Frederiksen, “Saya akan membuatnya sangat jelas, bahwa menurut pandangan pemerintah Denmark, Greenland adalah untuk rakyat Greenland.”
Dalam konferensi pers hari Selasa, Trump juga ditanya apakah ia akan menggunakan kekuatan militer untuk menganeksasi Kanada, yang ia katakan seharusnya menjadi bagian Amerika Serikat.
Kata Trump, “Tidak – tapi kita akan gunakan tekanan ekonomi. Karena Kanada dan Amerika Serikat, ini akan menjadi sesuatu yang sangat istimewa. Kita singkirkan garis pembatas artifisial itu, dan kita lihat seperti apa bentuknya, dan ini juga akan jauh lebih baik bagi keamanan nasional. Jangan lupa, kita pada dasarnya melindungi Kanada.”
PM Justin Trudeau yang akan segera mengakhiri jabatannya mengatakan di media sosial, dalam tanda kutip, “Tidak ada peluang sekecil apa pun Kanada akan menjadi bagian dari Amerika Serikat.”
Your browser doesn’t support HTML5
Tidak jelas apakah presiden terpilih Trump bermaksud untuk mewujudkan ancaman-ancamannya, atau menggunakannya sebagai taktik perundingan di bawah kebijakan luar negeri America First atau Dahulukan Amerika, selagi ia bersiap untuk mulai menjabat pada 20 Januari.
Kata Thessalia Merivaki dari Georgetown University, “Kita hidup di tengah masyarakat di mana banyak keputusan tidak dibuat secara sepihak. Dan bahkan jika pemerintahan Trump ingin menjadi ekspansionis dan menyerang negara lain, seberapa realistiskah ini dalam hal kekuatan dan pembalasan?.”
Trump menegaskan ancamannya untuk memberlakukan tarif 25 persen terhadap barang-barang Kanada dan Meksiko apabila kedua negara tidak meningkatkan keamanan di perbatasan negara mereka dengan Amerika Serikat. Ia juga mengatakan akan mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika. [uh/ab]