Donald Trump tidak berpartisipasi dalam debat pertama kandidat presiden dari Partai Republik di Wisconsin bulan lalu, dan calon terdepan dari Partai Republik itu telah mengindikasikan tidak akan ikut serta dalam debat kedua yang akan berlangsung di California pada 27 September.
Para pemilih Partai Republik berbeda pendapat tentang apakah strategi itu akan membantu atau merugikan mantan presiden tersebut dalam usahanya memenangkan nominasi Partai Republik untuk mendepak Joe Biden dari Gedung Putih dalam pemilihan presiden tahun depan.
BACA JUGA: Kasus Hukum Trump di Georgia: Jaksa Minta Perlindungan Bagi Juri“Saya tidak keberatan dia tidak berdebat,” kata Marilyn Moses, perawat yang menyatakan sebagai pendukung Trump dari Zionsville, Indiana. “Kalau unggul jauh dalam jajak pendapat, mengapa ia harus ikut debat? Di Partai Demokrat, Biden tidak berdebat. Tidak ada komentar apa pun tentang itu.”
Secara historis, ekspektasi terhadap presiden petahana berbeda. Menurut Pusat Politik Virginia University, tidak ada petahana yang ikut dalam debat pendahuluan, meskipun menghadapi tantangan yang signifikan.
“Selain itu, seperti yang saya yakin kalian ketahui, Trump sedang menghadapi banyak hal,” kata Moses kepada VOA. Ia merujuk pada berbagai dakwaan pidana yang dihadapi Trump.
Trump memperkuat strateginya untuk tidak ikut dalam acara debat di akun media sosialnya, Truth Social. Ia menulis, “Masyarakat tahu siapa saya & betapa suksesnya saya sebagai Presiden. KARENA ITU SAYA TIDAK AKAN MELAKUKAN DEBAT!”
Dalam wawancara pada Juni lalu dengan pembawa acara Fox News, Bret Baier, Trump menyatakan, “Mengapa saya mengizinkan orang-orang dengan tingkat popularitas 1 atau 2% bahkan 0% untuk menghujani saya dengan pertanyaan sepanjang malam?”
BACA JUGA: Biden Desakkan 'Persatuan Nasional,' 22 Tahun setelah Tragedi 11 SeptemberMeski unggul besar atas semua pesaingnya dari Partai Republik, masih ada sebagian anggota partai yang tidak senang dengan strategi Trump.
“Saya kecewa atas keputusannya tidak berdebat,” cetus William Keene, mantan petugas polisi dari Pismo Beach, California kepada VOA. “Keputusannya mungkin cerdas baginya, namun tidak bagi negara. Kami berhak melihatnya bersaing ide dengan kandidat lain. Tidak mungkin saya memilih orang yang takut berdebat.” [ka/rs]