Trump Tuding Penyelidikan Rusia Penyebab Rendahnya Dukungan Masyarakat 

  • Jim Malone

Presiden Donald Trump saat menghadiri KTT G2 di Buenos Aires, Argentina, 1 December 2018. (Foto: dok).

Presiden Donald Trump kini menuding penyelidikan mengenai campur tangan Rusia sebagai penyebab rendahnya dukungan masyarakat atas kinerjanya dalam sejumlah hasil jajak pendapat. Kecaman terbaru Trump itu muncul sementara para penyelidik diperkirakan akan mengungkap lebih banyak informasi terkait dua tokoh penting dalam penyelidikan itu – mantan manajer kampanye Trump Paul Manafort dan mantan pengacara pribadinya Michael Cohen.

Dalam cuitannya di Twitter, Kamis (6/12), Presiden Donald Trump menuding apa yang ia sebut “penyelidikan mengada-ada mengenai campur tangan Rusia” sebagai penyebab rendahnya dukungan masyarakat terhadap kinerjanya, yang rata-rata kini hanya 43 persen. Presiden sebelumnya menuding penyelidikan itu merugikan negara.

"Ini adalah penyelidikan di mana jutaan dolar telah dihabiskan, dan tidak ada kolusi. Tadinya diduga ada kolusi. Tidak ada kolusi. Saya katakan kepada kalian, ini sangat merugikan negara kita. Saya kira ini memalukan,” kata Trump.

BACA JUGA: Manafort Bantah Laporan Ia Bertemu Pendiri WikiLeaks

​Para penyelidik, Jumat (7/12), diperkirakan akan mengungkap lebih banyak rincian informasi mengenai bagaimana mantan manajer kampanyenya, Paul Manafort, berbohong kepada para penyelidik, dan melanggar kesepakatan pengakuan bersalahnya.

Rincian informasi lain dari mantan pengacara pribadi Trump, Michael Cohen, juga diperkirakan akan diungkapkan oleh penyelidik.

Menurut analis hukum Doug Spencer dari Connecticut University, penyelidikan yang dipimpin oleh penyelidik khusus Robert Mueller itu tampaknya memperoleh momentum. "Saya kira ini adalah sasaran akhirnya, yakni untuk mencari tahu apakah ada kaitan antara kampanye itu dan aktivitas Rusia. Dan kemudian, pertanyaan kedua adalah apakah Presiden Trump secara pribadi terlibat,” jelasnya.

Sebelumnya pekan ini, para penyelidik merekomendasikan agar mantan penasihat keamanan nasional Trump, Michael Flynn, tidak dipenjarakan karena kerjasamanya yang luar biasa.

Chris Edelson, pakar hukum dari American University mengatakan, "Penyelidikan ini belum selesai. Tidak akan segera selesai. Akan ada hal-hal baru terungkap. Akan ada lebih banyak berita mengenai ini. Saya kira, akan ada lebih banyak dakwaan muncul nantinya, dan kita tahu ada lebih banyak orang bekerjasama sehingga kita akan tahu informasi apa yg mereka berikan.”

BACA JUGA: Penyidik Khusus Mueller Minta Hukuman Ringan bagi Michael Flynn

Menurut analis politik Tom deFrank dari National Journal, penyelidikan campur tangan Rusia itu bisa mencapai klimaksnya pada saat presiden bersiap melangsungkan kampanye untuk masa jabatan keduanya.

"Mueller adalah masalah bagi Presiden Trump dan Presiden Trump tahu itu. Itulah alasannnya ia begitu sering mengecam. Ini bukan perkembangan yang bagus bagi Presiden Trump, dan kita akan tahu lebih banyak dalam beberapa pekan mendatang,” jelasnya.

Jenderal purnawirawan Michael Flynn akan dijatuhi hukuman bulan ini setelah sebelumnya mengaku bersalah telah berbohong kepada para penyelidik mengenai pembicaraanya lewat telepon dengan duta besar Rusia untuk Amerika. [ab/lt]