Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, pada Rabu (20/11) memilih Matt Whitaker, mantan pelaksana tugas jaksa agung pada era pemerintahannya dulu, sebagai duta besar AS untuk NATO, aliansi militer Barat yang negara-negara anggotanya dikecam Trump karena tidak mengalokasikan anggaran yang cukup untuk sektor pertahanan.
Dalam sebuah pernyataan, Trump menyebut Matt Whitaker, yang berusia 55 tahun, sebagai “patriot dan pejuang setia yang akan memastikan untuk memajukan dan mempertahankan kepentingan AS, serta memperkuat hubungan dengan sekutu NATO. Juga tentunya berdiri kokoh dalam menghadapi ancaman terhadap perdamaian dan stabilitas.”
Sebagaimana pilihan-pilihan Trump untuk beberapa posisi di pemerintahan barunya kelak, pencalonan Whitaker di NATO, yang beranggotakan 32 negara dan berpusat di Brussels, ini tidak biasa mengingat latar belakang profesionalnya yang tidak sesuai dengan jabatan yang akan diembannya. Whitaker memiliki karir yang panjang sebagai pengacara, tetapi tidak memiliki pengalaman dalam kebijakan luar negeri atau militer.
Meskipun demikian sebagaimana banyak orang yang ditunjuk Trump sebelumnya, Whitaker dikenal sebagai pendukung setia Trump. Ia telah menjadi pengkritik yang vokal terhadap dua kasus kriminal federal yang diajukan terhadap Trump, yang kemungkinan akan dihapus saat ia mengambil alih kekuasaan lagi pada 20 Januari.
BACA JUGA: Kremlin: Keputusan AS Izinkan Ukraina Gunakan Rudal Jarak Jauh Tingkatkan KeteganganAnggaran pertahanan NATO
Selama masa pemerintahan pertamanya, Trump mengecam keras negara-negara anggota NATO lain yang tidak memenuhi target anggaran pertahanan aliansi tersebut, yang mencapai dua persen dari besaran produk domestik bruto (PDB) masing-masing.
Ketika dia meninggalkan jabatannya pada tahun 2021, hanya enam negara NATO yang memenuhi target anggaran tersebut. Namun kini 23 dari 32 negara anggota aliansi tersebut telah memenuhi target itu karena ancaman agresi Rusia terhadap negara-negara NATO yang berada di dekat negara Beruang Merah tersebut semakin meningkat setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Ukraina bukan merupakan negara anggota NATO, tetapi ingin bergabung dengan aliansi itu.
Selama masa kepresidenannya, Trump menyerang negara-negara yang tidak mengeluarkan anggaran yang cukup untuk pertahanan, dengan mengatakan bahwa negara-negara tersebut menunggak “iuran” mereka kepada NATO.
“NATO rusak sampai saya datang,” kata Trump dalam salah satu kampanyenya pada awal tahun ini. “Saya berkata, 'Semua orang akan menanggung akibatnya.'”
Trump mengatakan bahwa “salah satu presiden sebuah negara besar” pernah bertanya kepadanya apakah AS akan tetap membela negaranya jika mereka diserang oleh Rusia meskipun mereka “tidak membayar.”
“Saya bilang, 'sama sekali tidak.' Mereka kaget akan jawaban tersebut”
BACA JUGA: Cek Fakta: Putin Justifikasi Perang di Ukraina dengan Tuduh Kyiv Langgar Perjanjian“Tidak, saya tidak akan melindungi kalian,” ujar Trump mengingat jawaban yang ia berikan tersebut. “Faktanya, saya menganjurkan mereka untuk melakukan apapun yang mereka mau. Kalian harus membayar tunggakan anggaran itu.”
Berdasarkan perjanjian NATO, negara-negara anggota diwajibkan untuk melindungi satu sama lain secara militer, jika mereka diserang. Selama 75 tahun keberadaan aliansi yang dibentuk setelah Perang Dunia Kedua itu, kewajiban tersebut hanya pernah diterapkan satu kali, ketika negara-negara anggota NATO bergabung dengan AS untuk memerangi Al Qaeda di Afghanistan, setelah kelompok teroris itu menyerang AS pada 11 September 2001 dan menewaskan hampir 3.000 orang.
Whitaker, mantan jaksa federal di negara bagian Iowa, pernah menjabat sebagai penjabat jaksa agung antara November 2018 dan Februari 2019, seiring berakhirnya penyelidikan Penasihat Khusus Robert Mueller terhadap campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016. Sebelumnya, Whitaker adalah kepala staf jaksa agung pertama Trump, Jeff Sessions, sebelum dipilih untuk menggantikan posisi Sessions pasca pemecatannya pada tahun 2019. Perintah pemecatan Sessions dikeluarkan di tengah memuncaknya kemarahan Trump terhadap keputusan Sessions untuk menarik diri dari penyelidikan Rusia. [em/lt]