Trump, calon presiden terdepan dari Partai Republik, mengatakan pada Sabtu (16/12) bahwa imigran tidak berdokumen "meracuni darah negara kita.” Ia mengulangi pernyataan yang sebelumnya menuai kritik sebagai xenofobia dan mencerminkan retorika Nazi.
Trump melontarkan komentar tersebut dalam acara kampanye di New Hampshire, di mana ia mengecam tingginya jumlah migran yang mencoba melintasi perbatasan Amerika Serikat (AS) secara ilegal. Trump berjanji untuk menindak imigrasi ilegal dan membatasi imigrasi legal jika terpilih untuk masa jabatan empat tahun kedua.
“Mereka meracuni darah negara kita,” kata Trump pada rapat umum di Kota Durham yang dihadiri oleh beberapa ribu pendukungnya. Ia menambahkan bahwa para imigran datang ke AS dari Asia dan Afrika selain dari Amerika Selatan. “Di seluruh dunia mereka mengalir ke negara kita.”
Trump menggunakan bahasa "meracuni darah" yang sama saat wawancara dengan The National Pulse, sebuah situs web berhaluan kanan, yang diterbitkan pada akhir September. Hal tersebut memicu kecaman dari Liga Anti-Pencemaran Nama Baik. Pemimpin liga tersebut, Jonathan Greenblatt, menyebut bahasa tersebut “rasis, xenofobia, dan tercela.”
Jason Stanley, seorang profesor Yale dan penulis buku tentang fasisme, menyatakan bahwa penggunaan berulang-ulang bahasa seperti itu oleh Trump memiliki dampak berbahaya. Ia mengungkapkan bahwa kata-kata Trump tersebut mengingatkan pada retorika Adolf Hitler, pemimpin Nazi, yang memperingatkan tentang bahaya "pencemaran darah Jerman" oleh orang Yahudi dalam tulisannya yang berjudul "Mein Kampf.”
“Dia sekarang menggunakan kosakata ini dalam pengulangan demonstrasi. Mengulangi pidato berbahaya meningkatkan normalisasi dan praktik yang direkomendasikan,” kata Stanley. "Pembicaraan ini sangat memprihatinkan demi keselamatan imigran di AS."
BACA JUGA: Trump Disebut Berpotensi Menangkan Pemilu 2024, Berikut AlasannyaPada Oktober, juru bicara tim kampanye Trump, Steven Cheung, menolak kritik terhadap bahasa mantan presiden tersebut dan menyebutnya sebagai hal yang "tidak masuk akal.” Ia beralasan bahwa bahasa serupa lazim digunakan dalam buku, artikel berita, dan di TV.
Ketika dimintai komentar pada Sabtu (16/12), Cheung tidak secara langsung menanggapi pernyataan Trump. Ia justru merujuk pada kontroversi mengenai bagaimana perguruan tinggi AS menangani protes di kampus sejak serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel. Ia mengatakan media dan akademisi telah memberikan “tempat yang aman bagi retorika antisemite dan pro-Hamas yang berbahaya dan mengkhawatirkan.
Bahasa “meracuni darah negara kita” tidak ada dalam pernyataan Trump yang disebarkan ke media sebelum acara Sabtu (16/12). Tidak jelas apakah penggunaan retorika tersebut direncanakan atau dilakukan begitu saja.
Trump adalah kandidat utama untuk nominasi presiden Partai Republik pada 2024 . Ia enjadikan keamanan perbatasan sebagai tema utama kampanyenya. Dia berjanji untuk memulihkan kebijakan garis keras dari masa kepresidenannya pada 2017-2021, dan menerapkan kebijakan baru yang lebih menekan imigrasi.
BACA JUGA: Sumber: Dokumen Intelijen Rahasia Rusia Lenyap Sejak Akhir Masa Jabatan TrumpPresiden Joe Biden, yang diperkirakan akan menjadi calon presiden dari Partai Demokrat, berupaya menerapkan kebijakan imigrasi yang lebih manusiawi dan tertib. Namun ia kesulitan mengatasi tingginya jumlah migran, sebuah masalah yang dipandang sebagai kerentanan dalam kampanye pemilihannya kembali.
Selama masa kampanye, Trump berulang kali menggunakan kata-kata yang menghasut untuk menggambarkan masalah perbatasan dan mengecam kebijakan Biden. Pada Sabtu (16/12) dia membacakan lirik lagu yang dia ubah untuk menyamakan imigran dengan ular mematikan.
Jika terpilih kembali, Trump berjanji "akan menghentikan invasi ke perbatasan selatan dan memulai operasi deportasi domestik terbesar dalam sejarah Amerika." [ah/ft]