Trump Undang Xi Jinping untuk Hadiri Pelantikannya

FILE - Presiden Donald Trump bersama Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, 29 Juni 2019.

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump telah mengundang Presiden China Xi Jinping dan pemimpin asing lainnya untuk menghadiri pelantikannya pada 20 Januari 2025 mendatang. Namun belum diketahui siapa saja di antara mereka yang berencana akan menghadiri upacara di tangga Gedung Capitol Amerika tersebut.

Juru bicara pemerintahan transisi Trump, Karoline Leavitt mengatakan kepada Fox News, bahwa "masih harus dipastikan" apakah Xi akan menerima undangan Trump, yang disampaikan pada awal November, tak lama setelah Trump mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris untuk masa jabatan empat tahun baru di Gedung Putih.

Dia tidak menyebutkan nama pemimpin dunia lain yang diundang. Biasanya, duta besar asing di Washington dan diplomat lainnya menyaksikan pemindahan kekuasaan presiden Amerika Serikat secara damai selama empat tahun, tetapi bukan kepala pemerintahan. Catatan Departemen Luar Negeri sejak 1874 menunjukkan bahwa tidak ada pemimpin asing yang menghadiri pelantikan presiden Amerika Serikat.

Namun Leavitt mengatakan undangan untuk upacara di luar ruangan pada siang hari yang akan digelar dalam waktu enam minggu tersebut merupakan "contoh Presiden Trump yang menciptakan dialog terbuka dengan para pemimpin negara yang bukan hanya sekutu kita, tetapi juga musuh dan pesaing kita. Ia bersedia berbicara dengan siapa pun, dan ia akan selalu mengutamakan kepentingan Amerika."

Jika Xi berkunjung ke Washington, itu dapat memberikan kesempatan pertama selama masa jabatan presiden kedua Trump bagi para pemimpin dari dua ekonomi terbesar dunia untuk membahas isu-isu perdagangan dan militer yang kontroversial.

Trump telah mengancam akan mengenakan tarif besar-besaran pada ekspor China ke Amerika Serikat, sebagian untuk mendorong Beijing agar mengekang aliran fentanil yang mematikan ke Amerika Serikat dan untuk meningkatkan penjualan produk-produk Amerika Serikat di China.

Amerika Serikat telah menetapkan 19 Januari sebagai batas waktu, menjelang pelantikan, bagi perusahaan induk TikTok di China, ByteDance, untuk menjual aplikasi media sosial tersebut atau menghadapi larangan di Amerika. TikTok tengah berjuang menentang larangan itu di pengadilan. Perusahaan itu kalah dalam upayanya minggu lalu untuk memblokir larangan tersebut, tetapi mengajukan banding atas kasus itu ke Mahkamah Agung.

Trump pada Kamis, saat tampil di Bursa Efek New York, tempat ia membunyikan bel untuk membuka pasar, mengatakan bahwa ia telah "berpikir untuk mengundang orang-orang tertentu ke pelantikan" tanpa merujuk pada individu tertentu.

"Dan beberapa orang berkata, 'Wah, itu agak berisiko, bukan?'," kata Trump. "Dan saya berkata, 'Mungkin memang begitu. Kita lihat saja nanti. Kita lihat apa yang terjadi.' Namun, kami suka mengambil risiko kecil."

Kremlin secara terpisah pada hari Kamis mengatakan Presiden Vladimir Putin, yang berperang dengan Ukraina yang didukung Amerika Serikat selama hampir tiga tahun, belum menerima undangan pelantikan.

Sejak kemenangan pemilihannya, Trump telah bertemu atau berbicara dengan beberapa pemimpin dunia, termasuk kunjungan dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban dan Presiden Argentina Javier Milei, di Mar-a-Lago, tempat peristirahatan Trump di tepi laut Florida.

Selain itu, Trump bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Pangeran William dari Inggris di Paris akhir pekan lalu pada pembukaan kembali Katedral Notre Dame yang telah direnovasi. Katedral tersebut sebagian besar hancur akibat kebakaran lima tahun lalu.

"Para pemimpin dunia mengantre untuk bertemu dengan Presiden Trump karena mereka tahu dia akan segera kembali berkuasa dan memulihkan perdamaian melalui kekuatan Amerika di seluruh dunia," kata Leavitt. [es/ft]