Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss Selasa menjadi perdana menteri baru Inggris menggantikan Boris Johnson, pada waktu ekonomi bergolak dan harga energi meningkat.
Johnson menyerahkan surat pengunduran dirinya secara resmi kepada Ratu Elizabeth II di Balmoral, Skotlandia, dan setelah itu ratu mengangkat Truss sebagai perdana menteri.
Truss, 47, menjadi perempuan ketiga yang memimpin negara itu dan perdana menteri keempat di Inggris dalam periode enam tahun.
Berbicara di luar kantor perdana menteri di London, Johnson mengatakan hari Selasa bahwa ia bangga telah memenuhi janji-janji yang ia buat kepada partainya sewaktu rakyat “cukup baik untuk memilihnya,” dan bahwa ia akan menawari pemerintah baru “dukungan yang paling kuat.”
BACA JUGA: Truss Terpilih Sebagai Pemimpin Baru Partai Konservatif InggrisTruss unggul dalam pemungutan suara internal partai, mengalahkan mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak.
Setelah kemenangannya diumumkan, Truss mengadakan pertemuan partai. “Saya berkampanye sebagai Konservatif, dan saya akan memerintah sebagai Konservatif,” katanya.
“Saya akan menyampaikan rencana berani untuk memangkas pajak dan menumbuhkan ekonomi kita,” katanya. “Mengatasi tagihan energi rakyat dan juga menangani isu-isu jangka panjang kita mengenai pasokan energi.”
Truss, yang pernah menentang penarikan keluar Inggris dari Uni Eropa namun sekarang menjadi pendukung kuat Brexit, memiliki pandangan kebijakan luar negeri yang agresif. Sebagaimana halnya Johnson, ia diperkirakan akan tetap menjadi penghubung kuat dalam aliansi Barat yang mengirimkan bantuan ke Ukraina dalam perjuangan negara itu menghadapi invasi Rusia yang telah berlangsung enam bulan.
Truss akan segera menghadapi berbagai masalah ekonomi serius, termasuk resesi, gejolak tenaga kerja, meningkatnya biaya energi bagi rumah tangga di Inggris serta kemungkinan kekurangan BBM pada musim dingin mendatang. [uh/ab]