Setidaknya tujuh orang meninggal ketika tanah longsor menghantam rumah di kawasan selatan Filipina pada Kamis (18/1), menurut pejabat urusan bencana, dan diduga jumlah korban akan bertambah.
Bencana ini terjadi pada pagi hari di kawasan pegunungan dengan banyak tambang emas di provinsi Davao de Oro di pulau Mindanao, ketika hujan lebat memicu sejumlah banjir dan tanah longsor pekan ini.
Sebuah keluarga dengan delapan anggota, termasuk enam anak-anak, telah meninggalkan pusat pengungsian dan kembali ke rumah untuk acara doa bersama dengan warga desa lain, kata pejabat kebencanaan di kabupaten Monkayo, Rocris Idul kepada AFP.
BACA JUGA: Indonesia, Filipina Sepakat Percepat Revisi Perjanjian Patroli Perbatasan dan PenyeberanganPara penyelamat menemukan tujuh mayat dari timbunan lumpur, termasuk di dalamnya anak-anak. Empat orang lain masih hilang, kata Idul.
“Kemungkinannya sangat kecil bagi mereka untuk bisa selamat,” tambah Idul, melihat begitu besarnya volume lumpur yang menimbun rumah itu.
Tiga orang berhasil diselamatnya hidup-hidup, termasuk satu yang terluka parah, kata Idul lagi.
Walikota Monkayo, Manual Zamora telah mengeluarkan peringatan pada Rabu bagi warga yang tinggal di daerah berisiko tinggi di kabupaten itu, agar meninggalkan rumah mereka, kata kepala staf walikota ini, Rodielyn Manugas, kepada AFP.
Seluruh sekolah di kabupaten ini telah diperintahkan untuk membatalkan kelas pada Jumat, dengan lebih banyak hujan lebat diperkirakan akan terjadi di daerah itu. [ns/jm]