Tujuh perusahaan minuman ringan utama termasuk Coca-Cola dan PepsiCo akan membatasi kandungan gula dalam produk yang dijual di Singapura, sebagai bagian kampanye negara-kota tersebut untuk memerangi diabetes, kantor berita Reuters melaporkan hari Selasa (22/8).
Singapura adalah negara Asia pertama yang menyasar minuman-minuman manis dengan menerapkan hal yang sama seperti di negara-negara Barat yang berupaya mengurangi risiko-risiko kesehatan yang ditimbulkan dari konsumsi gula melalui penerapan pajak dan label-label peringatan.
Secara global, perusahaan-perusahaan minum ringan sudah berlomba-lomba mengurangi kandungan gula dengan meracik kembali resep-resep produk minuman dan menawarkan lebih banyak pilihan untuk melayani permintaan konsumen yang makin sadar kesehatan.
Kementerian Kesehatan hari Selasa mengatakan ketujuh perusahaan tersebut telah menandatangani sebuah ikrar industri untuk menghapuskan minuman yang memiliki kandungan gula lebih dari 12 persen dari portofolio minuman ringan bergula yang mereka jual pada tahun 2020.
Selain Coca-Cola dan PepsiCo, perusahaan lainnya yang mengurangi kandungan gula termasuk F&N Foods, Malaysia Dairy Industries, Nestle, Pokka dan Yeo Hiap Seng.
“Sebagai tambahan komitmen industri, Coca-Cola Singapore membuat komitmen untuk mengurangi kandungan gula dalam portofolio minuman bergula kami sebanyak 10 persen pada tahun 2020,” kata Coca-Cola dalam email kepada Reuters.
Perusahaan tersebut mengatakan telah mengurangi kandungan gula dan kalori di banyak produknya dan menawarkan minum-minuman baru dengan kandungan gula rendah atau tanpa gula.
Konsumsi gula harian per kapita dari minuman ringan telah meningkat sejak tahun 2010 menjadi 6,08 gram di Asia-Pasifik pada tahun 2016, menurut penelitian Euromonitor. Singapura mengkonsumsi 11,99 gram. Konsumsi gula sudah cenderung menurun di Eropa dan Amerika Serikat, namun masih tetap lebih tinggi dari konsumsi di Asia-Pasifik.
“Pemerintah-pemerintah di Asia sedang aktif mempromosikan konsumsi sehat, seperti Malaysia misalnya yang meluncurkan Logo Pilihan Lebih Sehat pada bulan April 2017,” kata Nathanael Lim, analis Euromonitor International. “Konsumen juga semakin sering mendapatkan pilihan minuman-minuman yang mengandung bahan alami tanpa gula.”
Organisasi Kesehatan Dunia tahun lalu mengatakan mengurangi minuman-minuman manis berkalori adalah cara terbaik untuk mengatasi berat badan berlebihan dan mencegah penyakit kronis seperti diabetes, walaupun kandungan lemak dan garam dalam makanan kemasan juga menjadi penyebab.
Diantara negara-negara Asia, Filipina telah menerapkan pajak untuk minuman-minuman manis, sementara Indonesia dan India juga mempertimbangkan untuk menerapkan kebijakan yang sama. [fw/as]