Rakyat Tunisia memberikan suara mereka dalam pemilu presiden yang dilakukan secara langsung untuk kali pertama sejak revolusi tahun 2011 yang mengakibatkan pergolakan demokrasi Arab Spring di negara-negara di kawasan itu.
Pemilu hari Minggu (23/11) itu menandai akhir transisi menuju demokrasi yang lama ditunggu-tunggu setelah rakyat Tunisia memicu gelombang protes di seluruh kawasan itu dengan menggulingkan diktator Zine El Abidine Ben Ali tiga tahun lalu.
Di antara lebih dari dua puluh empat kandidat, Beji Caid Essebsi, yang berusia 87 tahun, seorang politisi berpengalaman, menjadi unggulan, diikuti presiden yang berkuasa sekarang, Moncef Marzouki.
Pemilu babak kedua akan dilangsungkan bulan Desember jika tidak ada seorangpun kandidat yang meraih mayoritas mutlak.