Ribuan warga Tunisia hari Sabtu berpawai untuk merayakan peringatan pertama pergolakan rakyat yang menggulingkan Presiden Zine El-Abidine Ben Ali, mengakhiri kediktatoran selama puluhan tahun dan memicu revolusi di seluruh dunia Arab.
Kerumunan massa berkumpul di kota Sidi Bouzid, satu tahun setelah seorang anak muda penjual buah-buahan Mohammad Bouazizi membakar diri sampai mati, sebagai tindakan protes yang memicu pergolakan.
Jalan-jalan dipadati oleh bendera Tunisia/ foto-foto orang yang tewas dalam revolusi dan foto Bouazizi berukuran besar.
Presiden Moncef Marzouki yang baru terpilih, ikut menghadiri pawai. Ia menyampaikan rasa hormat kepada warga Tunisia yang bangkit dan menentang Presiden Zine El Abidine Ben Ali yang lama berkuasa. Ben Ali melarikan diri dari negara itu bulan Januari lalu dan kini hidup dalam pengasingan di Arab Saudi.
Revolusi di Tunisia merupakan klimaks yang memicu gerakan rakyat di hampir seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara. Apa yang kemudian dikenal sebagai “Arab Spring” atau pergolakan di dunia Arab, memicu warga untuk menentang penguasa otokratis dan mendesak reformasi di Mesir, Suriah, Bahrain, Yaman, Yordania dan Libya.