Warga di Tepi Barat pada Malam Natal yang jatuh pada Minggu (24/12) membentangkan, mengarak dan kemudian mengibarkan bendera Palestina berukuran sangat besar di Manger Square, Bethlehem, sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Aksi tersebut dilakukan ketika tempat kelahiran Yesus yang biasanya ramai, pada hari Minggu itu tampak bagai kota mati karena pembatalan sejumlah acara perayaan Natal.
Tidak ada lagi lampu-lampu yang biasanya menghiasi Manger Square. Begitu pula kerumunan jemaat dan wisatawan asing, atau marching band anak-anak muda yang biasanya meramaikan kota itu pada Malam Natal.
BACA JUGA: Anak-anak di Bethlehem Kirim Pesan Solidaritas pada Anak-anak di GazaMunther Isaac, seorang pastur di Evangelical Lutheran Christmas Church di Bethlehem mengatakan dalam bahasa Arab, “tidak mungkin” dapat merayakan Natal ketika pertempuran di Jalur Gaza masih terus berlanjut.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang diperintah oleh Hamas, mengatakan hingga hari Minggu ini lebih dari 20.000 warga tewas dan lebih dari 50.000 lainnya luka-luka akibat serangkaian serangan balasan Israel dari darat dan udara terhadap kelompok militan Hamas. Sementara 85% dari 2,3 juta penduduk di daerah kantong itu terpaksa mengungsi.
Israel melancarkan serangan balasan ke Jalur Gaza untuk menghancurkan kelompok militan Hamas yang menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan 1.200 warga Israel, sebagian besar warga sipil. Hamas juga menyandera sekitar 240 orang, yang sebagian telah dibebaskan. [em/jm]