Turki Berupaya Atasi Krisis tapi Nilai Lira Terus Terpuruk

Gedung Bank Sentral Turki di Ankara (foto: ilustrasi).

Bank Sentral Turki hari Senin (13/8) mengambil langkah untuk mengucurkan uang tunai bagi bank-bank, sementara negara itu berusaha mengatasi krisis mata uang yang dipicu kekhawatiran atas kebijakan ekonomi Presiden Recep Tayyip Erdogan serta sengketa perdagangan dan diplomatik dengan AS.

Mata uang lira telah menurun tajam dalam sepekan belakangan dan turun 7 persen lagi hari Senin karena upaya bank sentral gagal memulihkan kepercayaan investor.

Ketidakpastian itu terus menghantam bursa saham dunia dan sempat menyebabkan penurunan tajam mata uang negara-negara dengan ekonomi berkembang lain seperti Afrika Selatan dan India, di tengah kekhawatiran bahwa masalah keuangan bisa menyebar.

Lira mencapai titik rekor yang rendah yaitu 7.23 per satu dolar AS Minggu malam setelah Erdogan tetap berkeras dengan kebijakan ekonominya serta akibat ketegangan dengan AS, salah satu sekutu NATO.

"Turki menghadapi pengepungan ekonomi," kata Erdogan hari Senin, yang terbaru dalam serangkaian pidato. "Kami akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melawan serangan-serangan ini dan akan terus melakukannya."

Hari Senin, bank sentral mengumumkan serangkaian upaya untuk "menyediakan likuiditas yang diperlukan bank-bank" - tapi tidak mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga.

Langkah itu bertujuan untuk melancarkan sistem keuangan, menenangkan kekhawatiran mengenai masalah di bank-bank dan menjaga agar bank-bank tetap memberikan pinjaman kepada nasabah dan bisnis. [vm/jm]