Turki berusaha mendapat imbalan diplomatik dari keberhasilan militernya di Libya. Kemajuan terbaru oleh pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya (GNA) yang didukung Turki, meningkatkan pengaruh Ankara di Libya dan dengan Uni Eropa.
Turki mengerahkan personel militer ke Libya pada Januari untuk mendukung GNA yang berbasis di Tripoli. Turki telah mendapat serangan terus menerus dari pasukan yang dipimpin Jenderal Libya Khalif Haftar, yang memiliki basis kekuatan di Libya timur. Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Haftar, mendapat dukungan dari negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Mesir, dan Rusia.
Pengerahan militer Turki ke Libya, yang dianggap luas sebagai pertaruhan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan, menjadi sesuatu yang berpengaruh dalam perang saudara itu.
Pasukan Haftar tergeser dari pinggiran Tripoli dan terus mengalami kekalahan teritorial.
Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu dan Hakan Fidan, kepala Organisasi Intelijen Nasional Turki, memimpin delegasi tingkat tinggi pada Rabu (17/6) ke Tripoli, menegaskan peran penting yang kini dimainkan Turki di Libya.
Menurut berbagai laporan media Turki yang pro-pemerintah, Ankara berusaha membangun pangkalan udara dan laut di Libya.
Pemerintah Turki sejauh ini sebelum mengomentari secara resmi laporan berita itu, tapi kehadiran militer Ankara di Libya bisa menjadi kunci tawar menawar dengan Uni Eropa. [vm/ft]