Pemerintah Turki telah melarang pesawat penumpang Suriah memasuki wilayah udara Turki yang menjadi pertanda terbaru meningkatnya konfrontasi antara kedua negara bertetangga itu.
Pihak berwenang Turki mengumumkan larangan itu hari Minggu(14/10), empat hari setelah mencegat pesawat penumpang Suriah dalam perjalanan dari Moskow ke Damaskus dan menyita apa yang dikatakan perlengkapan militer di pesawat itu.
Turki menuduh Suriah menggunakan pesawat-pesawat sipil untuk membawa persenjataan bagi tentara Suriah untuk memerangi pemberontakan selama 18 bulan, dan bertekad untuk mencegah wilayah udaranya digunakan untuk tujuan semacam itu.
Suriah mengecam pencegatan Turki terhadap pesawat Suriah itu sebagai pembajakan dan melakukan pembalasan hari Sabtu dengan menutup wilayah udaranya bagi pesawat sipil Turki. Tindakan itu dipandang sebagai aksi simbolis karena Turki telah memerintahkan pesawat-pesawatnya tidak memasuki wilayah Suriah setelah insiden hari Rabu.
Turki telah menjadi salah satu pendukung utama regional pemberontak Suriah yang berusaha mengakhiri kekuasaan Presiden Bashar al-Assad selama 11 tahun. Pasukan Turki juga menembakkan artileri ke Suriah selama beberapa hari bulan ini sebagai tanggapan atas serangan mortir Suriah yang mendarat di perbatasan Turki dan menewaskan lima warga sipil Turki.
Dalam perkembangan lainnya, organisasi HAM yang berbasis di Amerika, Human Rights Watch mengatakan pesawat dan helikopter tempur Suriah menjatuhkan bom rumpun buatan Soviet di daerah padat penduduk di seluruh Suriah.
Dalam laporan yang diterbitkan hari Minggu itu dikatakan penduduk melaporkan serangan bom bertubi-tubi di kota-kota termasuk Maarat al-Numan yang dikuasai pemberontakan awal bulan ini, menutup jalur persediaan utara-selatan yang penting bagi pasukan pemerintah. Pemerintah Suriah belum mengeluarkan tanggapan atas tuduhan bom rumpun itu.
Turki menuduh Suriah menggunakan pesawat-pesawat sipil untuk membawa persenjataan bagi tentara Suriah untuk memerangi pemberontakan selama 18 bulan, dan bertekad untuk mencegah wilayah udaranya digunakan untuk tujuan semacam itu.
Suriah mengecam pencegatan Turki terhadap pesawat Suriah itu sebagai pembajakan dan melakukan pembalasan hari Sabtu dengan menutup wilayah udaranya bagi pesawat sipil Turki. Tindakan itu dipandang sebagai aksi simbolis karena Turki telah memerintahkan pesawat-pesawatnya tidak memasuki wilayah Suriah setelah insiden hari Rabu.
Turki telah menjadi salah satu pendukung utama regional pemberontak Suriah yang berusaha mengakhiri kekuasaan Presiden Bashar al-Assad selama 11 tahun. Pasukan Turki juga menembakkan artileri ke Suriah selama beberapa hari bulan ini sebagai tanggapan atas serangan mortir Suriah yang mendarat di perbatasan Turki dan menewaskan lima warga sipil Turki.
Dalam perkembangan lainnya, organisasi HAM yang berbasis di Amerika, Human Rights Watch mengatakan pesawat dan helikopter tempur Suriah menjatuhkan bom rumpun buatan Soviet di daerah padat penduduk di seluruh Suriah.
Dalam laporan yang diterbitkan hari Minggu itu dikatakan penduduk melaporkan serangan bom bertubi-tubi di kota-kota termasuk Maarat al-Numan yang dikuasai pemberontakan awal bulan ini, menutup jalur persediaan utara-selatan yang penting bagi pasukan pemerintah. Pemerintah Suriah belum mengeluarkan tanggapan atas tuduhan bom rumpun itu.