Turki Sambut Dingin Kunjungan Menlu AS

Menlu AS Mike Pompeo (tengah) mendengarkan penjelasan dari petugas saat berkunjung ke Masjid Rustem Pasha di Istanbul, 17 November 2020.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo melakukan kunjungan yang tidak diharapkan ke Istanbul, Turki, Selasa (17/11), yang tidak mencakup pertemuan resmi dengan para pemimpin negara itu. Pompeo datang dengan agenda yang berfokus pada kebebasan beragama yang oleh Ankara dianggap tidak relevan.

Hubungan antara Washington dan sekutu strategisnya di NATO itu masih tegang meskipun terjalin persahabatan pribadi antara Presiden AS Donald Trump dan mitranya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Puluhan warga Turki meneriakkan kata-kata, "Yankee pulang!" saat Pompeo, penganut Kristen evangelis, akan mengadakan pertemuan dengan Patriark Bartholomew, pemimpin spiritual Kristen Ortodoks Yunani untuk mengekspresikan pendirian kukuh AS tentang kebebasan beragama.

Anggota Persatuan Pemuda Turki, memegang plakat anti-AS, memprotes kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke Patriark Ekumenis Bartholomew I, pemimpin spiritual umat Kristen Ortodoks dunia, di Istanbul, 17 November 2020.

Pompeo secara terbuka mengecam langkah kontroversial Erdogan dalam mengubah monumen Hagia Sophia di Istanbul menjadi masjid Juli lalu. "Suatu kehormatan yang luar biasa untuk bisa berada di sini," kata Pompeo kepada patriark itu.

Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan sebelum kedatangan Pompeo, AS harus bercermin diri terlebih dahulu sebelum mengangkat masalah yang sama sekali tidak relevan mengenai kebebasan beragama di Turki.

Lawatan Pompeo ke tujuh negara kali ini juga diperumit oleh dukungannya terhadap klaim penipuan pemilu yang diajukan Presiden AS Donald Trump, dan upaya sekutu-sekutu AS untuk menyambut kepresidenan Joe Biden yang akan datang.

Menlu AS Mike Pompeo (kiri) dan istrinya Susan mengunjungi Gereja Patriarkal St.George di Istanbul, Turki, 17 November 2020. (Foto: Patrick Semansky / POOL / AFP)


Lawatan Pompeo ke Turki berlangsung setelah kunjungan diplomat tertinggi AS itu selama dua malam di Paris, yang mencakup pertemuan dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron tetapi tidak disertai konferensi pers yang biasanya mengikuti pembicaraan semacam itu.

Kunjungan Pompeo ke Turki sudah bermasalah sejak awal. Para pejabat AS mengatakan Pompeo mengunjungi Istanbul untuk menemui Patriark Bartholomew dan hanya siap untuk bertemu Erdogan dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dengan syarat mereka datang kepadanya dari ibu kota Ankara.

Pertemuan Pompeo dengan Erdogan dan Cavusoglu tadinya diperkirakan akan berlangsung mengingat perundingan-perundingan intensif sebelumnya. Namun kini sejumlah pejabat AS mengatakan, pertemuan itu gagal karena penjadwalan yang tidak tepat.

"Ini adalah masalah penjadwalan," kata seorang pejabat senior AS kepada AFP. "Jadwal Presiden Erdogan bergeser dan kita sulit menyesuaikannya.”

Sulit untuk mengetahui apakah terpilihnya Joe Biden yang diberi ucapan selamat oleh Erdogan tiga hari setelah kemenangannya diumumkan media AS, ikut berperan dalam keruwetan itu.

Namun kegagalan Pompeo bertemu para pemimpin Turki berarti kegagalan Pompeo untuk membahas masalah yang serius dibicarakannya dengan Macron di Turki, Senin lalu. [ab/uh]