Turki Sebut Klaim Yunani Soal Penganiayaan terhadap Migran Sebagai Berita Bohong

  • Associated Press

Seorang relawan mengatur sejumlah barang batuan bagi para migran yang ditempatkan di sebuah gedung sekolah tua yang dijadikan tempat penampungan sementara di pulau Kythira, Yunani, pada 7 Oktober 2022. (Foto: AP/Thanassis Stavrakis)

Para pejabat Turki pada Minggu (16/10) membalas tuduhan Yunani yang menyebut Turki telah memaksa 92 migran tanpa busana masuk ke Yunani. Turki menyebut tuduhan tersebut sebagai "berita bohong" dan menuduh Yunani memperlakukan para migran itu dengan tidak layak.

Menteri migrasi Yunani Notis Mitarachi "menyebarkan informasi yang tidak benar" setelah pejabat itu mencuit sebuah foto migran yang telanjang pada Sabtu (15/10) dan menyalahkan Turki, kata Fahrettin Altun, direktur komunikasi presiden Turki.

BACA JUGA: Polisi Yunani Temukan Puluhan Migran Tanpa Busana di Perbatasan Turki

Altun mencuit dalam bahasa Turki, Yunani dan Inggris bahwa tuduhan itu bertujuan "mengundang kecurigaan terhadap negara kami," sambil menyerukan Athena untuk menyudahi "perlakuan yang buruk terhadap para pengungsi."

"Yunani telah menunjukkan sekali lagi kepada seluruh dunia bahwa mereka tidak menghormati martabat pengungsi dengan mengunggah foto orang-orang yang tertindas ini yang telah dideportasi setelah memeras harta benda mereka," ujarnya.

Wakil Menteri Dalam Negeri Turki Ismail Catakli mencuit bahwa foto itu memperlihatkan kekejaman Yunani. "Gunakan waktumu untuk mematuhi HAM, bukan untuk manipulasi & ketidakjujuran!"

BACA JUGA: Turki Tuai Kecaman Atas Usulan Aturan yang Mengontrol Media Sosial

Polisi Yunani mengatakan pada Sabtu (15/10) bahwa pihaknya mendapati para migran itu dalam keadaan telanjang pada Jumat (14/10), di mana "sebagian (di antaranya) mengalami luka-luka." Polisi menambahkan bahwa para migran tersebut memasuki Yunani menggunakan kapal-kapal plastik untuk menyeberangi Sungai Evross, yang membentuk perbatasan antara kedua negara itu.

Hubungan antara kedua negara yang bertetangga itu mengalami ketegangan terkait beragam isu, termasuk migrasi. [vm/jm]