Twitter mengatakan, pada Selasa (5/4), bahwa pihaknya akan mulai menguji coba fitur edit dalam beberapa bulan mendatang. Pernyataan itu merupakan kabar yang mengejutkan bagi para pengguna platform tersebut di tengah kabar bergabungnya bos Tesla Elon Musk ke dalam dewan perusahaan media sosial itu.
Jay Sullivan, kepala produk konsumen Twitter, mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa perusahaan itu telah bekerja sejak tahun lalu untuk membangun opsi edit, “fitur Twitter yang paling banyak diminta selama bertahun-tahun.”
Berita itu, yang pertama kali dilontarkan sebagai candaan oleh Twitter pada Hari April Mop, muncul ketika perusahaan tersebut menghadapi perubahan arah yang lebih luas setelah Musk menjadi pemegang saham terbesarnya dan bergabung dengan dewan setelah mempertanyakan komitmen platform media sosial itu pada kebebasan menyatakan pendapat.
Musk mulai melakukan jajak pendapat kepada pengguna Twitter tentang tombol edit setelah mengungkapkan kepemilikan 9,2 persen sahamnya di perusahaan itu pada Senin (4/4). Mulai pukul 18:30 EST (Waktu Amerika Timur), jajak pendapat meraup lebih dari 4,2 juta suara, dengan 73,5 persen responden mendukung fitur tersebut.\
Chief Executive Officer Twitter Parag Agrawal meminta pengguna untuk “memilih dengan hati-hati,” pada Senin (4/4), meskipun perusahaan itu mencuit setelahnya bahwa mereka tidak mendapat gagasan untuk tombol edit itu dari jajak pendapat.
BACA JUGA: Elon Musk Jadi Anggota Dewan Twitter setelah Beli 9 Persen SahamSullivan mencuit bahwa fitur tersebut akan membutuhkan waktu untuk penyesuaian karena “tanpa hal-hal seperti batas waktu, kontrol, dan transparansi tentang apa yang telah diedit, fitur Edit dapat disalahgunakan untuk mengubah catatan percakapan publik.”
Perusahaan akan secara aktif mencari “masukan dan pemikiran yang menentang sebelum meluncurkan fitur Edit,” tambahnya. [lt/rs]