Twitter mengatakan Selasa (24/10) pihaknya akan menambahkan labels untuk setiap iklan yang berhubungan dengan pemilihan umum dan mengumumkan siapa dibalik iklan tersebut setelah ancaman aturan dari Amerika karena minimnya pemberitahuan publik mengenai dana politik untuk media sosial.
Twitter mengatakan dalam sebuah postingan di blog bahwa perusahaan tersebut akan meluncurkan situs web agar masyarakat bisa melihat identitas pembeli iklan, demografis yang menjadi sasaran dan dana iklan yang dikeluarkan oleh pengiklan pemilu, serta informasi mengenai seluruh iklan yang ada di Twitter, baik yang berhubungan politik maupun tidak.
Perusahaan media sosial di Silicon Valley dan iklan-iklan politik yang tayang di situs mereka umumnya tidak mencantumkan pernyataan mengenai hak dan kewajiban atau Disclaimers serta tuntutan aturan lainnya sepertin yang pemerintah Amerika terapkan untuk televisi, radio dan layanan satelit.
Desakan untuk melakukan perubahan terus meningkat sejak Twitter, Facebook dan Google milik Alphabet Inc. mengatakan beberapa minggu yang lalu bahwa agen rahasia Rusia menggunakan nama palsu pada platform mereka untuk menyebarkan pesan-pesan perpecahan pada pemilu Presiden Amerika 2016.
Rusia telah menyangkal ikut campur dalam pemilu Amerika.
Twitter akan melakukan perubahan ini pertama di Amerika dan kemudian akan berlaku seluruh dunia.
Perubahan akan terlihat pada lini masa Twitter di mana tampilan iklan pemilihan akan disertai label bertuliskan "dipromosikan oleh akun politik," kata perusahaan tersebut.
"Untuk memperjelas ketika anda melihat atau terlibat iklan pemilihan, kami sekarang mewajibkan pengiklan-pengiklan pemilihan untuk memperkenalkan kampanye mereka, kata Bruce Falck, seorang manajer umum dari Twitter, mengatakan pada postingan di blog.
Twitter juga mengatakan akan membatasi pilihan-pilihan sasaran untuk iklan politik, walaupun tidak mengatakan bagaimana hal itu akan dilakukan dan akan memberlakukan penalti yang lebih keras untuk pengiklan pemilihan yang melanggar kebijakan tersebut. [fw/au]