ISIS Ancam Pendiri Twitter

Salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey, dalam sebuah konferensi di New York (foto: dok)

Twitter Inc. dan para penegak hukum di AS menyelidiki ancaman yang tampak dikirimkan oleh militan Negara Islam (ISIS) terhadap salah satu pendiri Twitter dan para pegawainya, ujar perusahaan tersebut sebagai reaksi terhadap laporan-laporan media.

Pendukung ISIS, dalam posting-posting online Minggu, menyerukan serangan-serangan terhadap Twitter dan "kepentingan-kepentingannya," termasuk di antaranya ancaman untuk membunuh, menurut situs online Buzzfeed dan jaringan berita NBC.

"Tim keamanan kami menyelidiki kebenaran ancaman-ancaman ini dengan petugas penegak hukum terkait," menurut seorang perwakilan Twitter dalam sebuah pernyataan Senin. Buzzfeed pertama kali melaporkan berita ini Minggu.

Sebuah ancaman ditujukan kepada salah seorang pendiri Twitter, Jack Dorsey, menurut NBC. Dorsey tidak menyebut ancaman ini dalam tweet-tweet terbarunya pada hari Minggu.

Pesan-pesan tanpa nama pengirim tersebut dipasang di sebuah situs file-sharing bernama Pastebin, menurut laporan-laporan media.

"Perang virtual Anda terhadap kami akan jadikan perang sungguhan terhadap Anda," bunyi sebuah pesan oleh pendukung ISIS, menurut Buzzfeed. "Kami katakan kepada Anda dari awal ini bukan perang Anda, tapi Anda tak mengerti dan terus menutup akun-akun kami di Twitter, kami kami selalu kembali."

Paham media sosial

Militan ISIS mengandalkan Twitter dan jejaring-jejaring sosial lainnya untuk berkoordinasi dan berkomunikasi, termasuk untuk merilis video-video mengerikan yang menampilkan pemenggalan dan berbagai tindakan bengis terhadap musuh-musuhnya.

Tapi perusahaan-perusahaan media sosial, termasuk Twitter, secara rutin mencopot konten dan menutup akun-akun yang memasang konten berisi kebrutalan, termasuk pembunuhan.

Ketentuan pengguna Twitter melarang penggunaan jasanya untuk tindakan kejahatan dan ancaman-ancaman, seperti tercantum dalam situsnya: "Anda tidak dapat menerbitkan atau memasang ancaman kekerasan secara langsung dan spesifik terhadap pihak-pihak lain."

Walaupun begitu, Twitter tidak secara "proaktif memantau konten," menurut seorang juru bicara Twitter terhadap kantor berita Reuters pekan lalu, menambahkan bahwa kebijakan tersebut serupa dengan jejaring sosial lainnya.

Twitter memiliki pengguna 288 juta di seluruh dunia yang dapat memasang pesan singkat, foto dan klip video singkat di medium tersebut.