Akun seorang pendukung terkenal Donald Trump, yang mendukung klaim mantan presiden itu tentang penipuan pemilu, telah ditutup secara permanen dari Twitter.
Penutupan akun yang diumumkan raksasa media sosial itu pada Senin malam (25/1) merupakan yang terbaru dari serangkaian pemblokiran dan penutupan akun para tokoh sayap kanan terkemuka dan para pendukung teori konspirasi.
Foto-foto yang diunggah Mike Lindell, CEO produsen bantal My Pillow, di Twitter bulan ini menunjukkan, pengusaha berusia 59 tahun itu sedang membawa dokumen ke Gedung Putih yang menunjukkan bahwa Trump dapat mengumumkan keadaan darurat militer karena, menurutnya, ada kecurangan pemilu yang meluas.
Lindell, yang dikenal sebagai "My Pillow Guy", juga memiliki ambisi politik sendiri dan sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai gubernur Minnesota, kata surat kabar Politico.
Seorang juru bicara Twitter mengonfirmasi penutupan akun Lindell, dan mengatakan tindakan itu diambil setelah Lindell berulang kali melanggar Kebijakan Integritas Sipil yang diberlakukan media sosial itu.Tidak jelas cuitan Lindell apa yang menyebabkan penutupan permanen akun tersebut.
Kebijakan Integritas Sipil diberlakukan Twitter dalam upaya mencegah misinformasi dan disinformasi di platform itu, khususnya seputar pemilu.
Penutupan akun Lindell adalah yang terbaru dari serangkaian pemblokiran dan penutupan akun media sosial menyusul kerusuhan 6 Januari di Gedung Kongres AS, di mana para pengunjuk rasa sayap kanan bersenjata berusaha untuk membatalkan hasil pemilu November lalu.
Penutupan akun itu terjadi menyusul penutupan akun Twitter Trump pada 8 Januari, bersama dengan puluhan ribu pengikut teori konspirasi yang dikenal sebagai QAnon, yang mengklaim, tanpa bukti yang kredibel, bahwa mantan presiden itu terlibat dalam pertempuran melawan kultus global pedofil pemuja Setan.
Anggota Kongres dari Partai Republik yang baru terpilih Marjorie Taylor Greene juga terkena pemblokiran Twitter selama 12 jam pekan lalu.
Greene, pendukung Trump yang juga mempromosikan QAnon, sebelumnya mencuitkan klaim dugaan kecurangan pemilu di negara bagian asalnya, Georgia. [ab/uh]