Para pengunjuk rasa melemparkan kembang api dan bom asap, dan mulai menghidupkan api di dekat tempat di mana Milo Yiannopoulos akan muncul. Kekerasan itu mendorong pejabat universitas untuk membatalkan acara tersebut, dengan alasan keamanan.
Kata seorang mahasiswa Berkeley yang tidak mau disebut namanya, "Apa yang penting untuk diketahui di sini adalah, kekerasan yang terjadi dan orang yang menghasut kekerasan ini. Saya tidak yakin bahwa aksi ini mewakili pandangan mayoritas mahasiswa. Ini hanya akan memberi amunisi kepada orang yang kami protes, bahwa kami tidak adil, bahwa kami menciptakan ketidakstabilan dalam masyarakat. Saya percaya bahwa kita perlu mengutuk aksi-aksi kekerasan, namun masih mengakui bahwa protes itu penting."
Yiannopoulos adalah pendukung vokal Presiden Donald Trump. Ia juga seorang yang memproklamirkan diri sebagai "monster internet" dan dilarang oleh Twitter tahun lalu, setelah memimpin kampanye pelecehan terhadap aktris kulit hitam Amerika , Leslie Jones, yang membintangi film komedi "Ghostbusters" tahun 2016.
Klub Mahasiswa Republik di Berkeley mensponsori kunjungan Yiannopoulos ke kampus.
Pejabat universitas menekankan mereka tidak mendukung ide-ide Yiannopoulos yang telah dikecam sebagai rasis, anti-perempuan, anti-Muslim dan anggota kelompok white supremacist (supremasi kulit putih), yang menganggap hanya orang kulit putih yang berhak memimpin. Tetapi mereka mengatakan universitas bertekad untuk menjamin kebebasan berbicara, dan pada awalnya tidak melarang rencana kedatangan Yiannopoulos. [ps/ii]