UE Didesak Ambil Tindakan untuk Cegah Campur Tangan Rusia dalam Pemilu

  • Associated Press

FILE - Orang-orang berjalan di bawah spanduk pemilu Eropa di luar Parlemen Eropa di Brussels, 24 Januari 2024. (AP/Virginia Mayo)

Para pemimpin Belgia dan Republik Ceko memperingatkan mitra-mitra Uni Eropa mereka untuk mengambil tindakan segera guna mencegah campur tangan Rusia dalam pemilihan umum Eropa pada bulan Juni, setelah badan intelijen kedua negara menemukan bukti upaya menyuap anggota parlemen Uni Eropa.

“Kita tidak bisa membiarkan Rusia lolos dari serangan terang-terangan terhadap institusi dan prinsip-prinsip demokrasi kita,” kata Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo dan Perdana Menteri Ceko Peter Fiala dalam sebuah surat, ketika para pemimpin Uni Eropa mengadakan pertemuan puncak di Brussels, Kamis (18/4).

“Kita harus mempersenjatai diri melawan hal ini, baik di tingkat nasional maupun Eropa,” tulis mereka.

Pekan lalu, ketika kampanye untuk tanggal 6-9 Juni mulai mendapatkan momentum, De Croo mengatakan bahwa dinas intelijen Belgia telah mengonfirmasi keberadaan jaringan yang mencoba melemahkan dukungan Eropa terhadap Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.

BACA JUGA: PM Belgia Umumkan Penyelidikan Dugaan Campur Tangan Rusia dalam Pemilu Uni Eropa

Pemerintah Ceko telah menjatuhkan sanksi kepada sejumlah orang setelah operasi pengaruh pro-Rusia terungkap di sana. Mereka diduga telah mendekati anggota Parlemen Eropa dan menawari mereka uang untuk mempromosikan propaganda Rusia.

Badan-badan intelijen AS menyimpulkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan kampanye tersembunyi untuk mempengaruhi pemilu tahun 2016 agar mendukung Donald Trump dibandingkan penantangnya dari Partai Demokrat Hillary Clinton, dengan agen-agen Rusia meretas email-email Partai Demokrat dan memfasilitasi perilisannya menjelang pemilu.

Baru-baru ini, mereka menyimpulkan bahwa Putin telah mengizinkan operasi pengaruh pada pemilu tahun 2020 yang bertujuan untuk merendahkan Joe Biden, mendukung Trump, merusak kepercayaan terhadap pemilu, dan memperburuk perpecahan sosial di AS. Trump dan Putin menampik temuan tersebut.

Ketika ditanya politisi mana saja yang mungkin disuap di Eropa, De Croo berkata: “Saya tidak ingin berada dalam posisi di mana saya memiliki informasi tentang lawan politik. Jika itu masalahnya, itu bukan hal yang baik. Hal ini dapat merusak kredibilitas semua yang dilakukan oleh dinas-dinas keamanan kami.”

Bendera Jerman, Prancis, Jepang, Uni Eropa, Italia, Capri, dan AS berkibar tertiup angin, menjelang KTT Menteri Luar Negeri G7, di Capri, Italia, 17 April 2024. (REUTERS/Claudia Greco)

“Ada seseorang yang mencoba mempengaruhi, dan ada orang yang membiarkan dirinya dipengaruhi, dan ketika ada uang yang terlibat, kita harus bisa mengambil tindakan,” katanya pada pertemuan puncak tersebut, yang merupakan pertemuan terakhir yang direncanakan. sebelum pemilu.

De Croo mengatakan, meski kasus suap kini terjadi di luar Belgia, pengaruhnya terhadap politik masih terasa di negaranya. Belgia saat ini memegang jabatan presiden bergilir UE dan merupakan tempat berlokasinya lembaga-lembaga blok tersebut, serta markas besar NATO.

Dia dan Fiala ingin mitra-mitra mereka memperkuat mandat badan antipenipuan Eropa dan kantor kejaksaan Uni Eropa. “Kita tidak bisa menunggu sampai pemilu selesai untuk mengambil tindakan ketika kita tahu bahwa hasil pemilu mungkin akan terpengaruh,” kata De Croo.

Selama pertemuan puncak, Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola memperingatkan bahwa “upaya Rusia untuk membelokkan narasi dan memperkuat sentimen pro-Kremlin… melalui disinformasi bukan lagi sekadar ancaman, namun sebuah kemungkinan yang harus siap kita lawan.” [ab/uh]