Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengunjungi Kroasia pada hari pertama Tahun Baru hari Minggu (1/1), untuk ikut merayakan peralihan negara kecil Balkan itu ke mata uang bersama Eropa, euro, dan bergabung dengan kawasan perjalanan bebas paspor terbesar di dunia, Schengen.
Von der Leyen bertemu dengan pemimpin Kroasia dan Slovenia di perbatasan darat Bregana, di antara kedua negara Balkan tersebut.
Sabtu (31/12) tengah malam, Kroasia beralih ke euro, mata uang yang digunakan 347 juta warga Eropa, memensiunkan mata uang nasional lamanya, kuna.
“Tidak ada tempat di Eropa yang lebih tepat untuk menggambarkan bahwa ini adalah musim awal yang baru dan babak baru daripada di sini, di perbatasan antara Kroasia dan Slovenia,” kata Von der Leyen. Ia menambahkan, “Ini memang hari yang akan masuk ke dalam buku-buku sejarah.”
BACA JUGA: Masuki Zona Eropa Tanpa Batas, Kroasia Beralih ke EuroDengan bergabung bersama zona Schengen yang bebas pemeriksaan kartu identitas, warga Kroasia kini bergabung dengan hampir 420 juta orang lainnya yang bebas bepergian ke 27 negara anggota zona itu tanpa perlu paspor untuk bekerja atau berjalan-jalan.
Mengadopsi euro juga akan memberi Kroasia keuntungan yang berakar dari ikatan finansial yang lebih dalam dengan 19 pengguna mata uang lainnya dan dengan Bank Sentral Eropa.
Hal itu juga akan mempermudah bepergian dan kegiatan bisnis, menghilangkan kerepotan menukar mata uang bagi warga Kroasia yang ingin ke luar negeri dan bagi puluhan ribu wisatawan yang mengunjungi negara itu setiap tahunnya, baik untuk bekerja maupun untuk menikmati pesisir Adriatiknya yang luar biasa.
Slovenia telah menjadi bagian dari zona Schengen dan bertugas menjaga perbatasan terluarnya sejak 2007.
Kini, tugas itu akan diambil alih oleh Kroasia yang akan terus menerapkan pengendalian perbatasan yang ketat di sisi timur negara itu yang berbatasan dengan negara-negara non-Uni Eropa, seperti Bosnia, Serbia dan Montenegro.
“Saya senang Kroasia sekarang bisa mengalihkan kapasitasnya untuk melindungi perbatasan terluar (area Schengen) sepanjang 1.300 kilometer, tanpa niat untuk membangun pagar kawat berduri atau penghalang lainnya,” kata Perdana Menteri Kroasia Andrej Plekovic, merujuk pada negara-negara tetangga non-Uni Eropanya. [rd/jm]