Uni Eropa, Jumat (7/7) pagi, mengambil langkah besar terkait rencana meningkatkan produksi amunisi dan rudalnya di dalam blok 27 negara itu, untuk mempertahankan diri dan dengan cepat membantu Ukraina dalam upaya melawan invasi Rusia.
Kantor Kepresidenan Uni Eropa mengumumkan bahwa negara-negara anggota dan Parlemen Uni Eropa telah mencapai kesepakatan "untuk segera memobilisasi" setengah miliar euro dari anggarannya untuk Undang-Undang yang Mendukung Produksi Amunisi (ASAP).
Kesepakatan itu menindaklanjuti keputusan para pemimpin Uni Eropa pada Maret untuk meningkatkan pengiriman amunisi yang sangat dibutuhkan ke Ukraina, yang berusaha untuk memulai serangan balasan terhadap pasukan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan teguh meminta lebih banyak bantuan militer, dari amunisi hingga pesawat dan rudal.
ASAP adalah bagian dari rencana untuk mengirim 1 juta butir amunisi artileri ke Ukraina dalam 12 bulan ke depan. Uni Eropa telah menyetujui prosedur pembelian jalur cepat ketika menyetujui dana itu pada Jumat (7/7) untuk meningkatkan produksi di fasilitas-fasilitas blok tersebut.
“Ini adalah bukti lain dari komitmen Uni Eropa yang tak tergoyahkan untuk mendukung Ukraina, memperkuat basis pertahanan, teknologi, dan industri Uni Eropa, dan pada akhirnya memastikan keamanan dan pertahanan jangka panjang warga Uni Eropa,” kata Menteri Pertahanan Margarita Robles dari Spanyol, yang saat ini memegang kursi kepresidenan Uni Eropa.
Amerika Serikat diperkirakan akan mengumumkan pada Jumat (7/7) rencana mengirim ribuan bom klaster sebagai bagian dari paket bantuan militer baru senilai $800 juta, menurut orang-orang yang mengetahui keputusan tersebut namun tidak berwenang untuk membahasnya secara terbuka sebelum pengumuman resmi.
BACA JUGA: AS Tambah Lagi Bantuan Bagi Ukraina Senilai $500 JutaBanyak negara Eropa bahkan bergerak lebih lambat daripada Washington dalam menyediakan perangkat keras militer, sebagian karena selama beberapa dekade mereka bersembunyi di bawah payung militer AS di aliansi NATO.
“Menghadapi perang di tanah Eropa, kami tidak dapat lagi mengabaikan pertahanan kami seperti yang telah kami lakukan selama tiga dekade terakhir. Kami sangat perlu menyesuaikan prioritas anggaran kami,” kata anggota Parlemen Uni Eropa Michael Gahler.
Kesepakatan itu masih harus disetujui kembali sekali lagi oleh negara-negara anggota dan Parlemen, tetapi diperkirakan tidak akan mengalami hambatan besar dan selesai pada akhir bulan. [ab/uh]