Universitas Gajah Mada (UGM) menganugerahkan gelar Doktor Honoris Causa kepada Gubernur Kim Kwan-yong dari propinsi Gyongsambuk-do Korea Selatan untuk bidang pembangunan sosial, hari Selasa (1/9) siang.
Gubernur Kim dinilai berhasil menggelorakan semangat Seamaul Undong yang selaras dengan prinsip Trisakti yang digagas presiden Soekarno dan saat ini kembali digaungkan oleh presiden Jokowi. Selasa sore (1/9) di UGM diresmikan berdirinya Pusat Studi Trisakti Seamaul Undong.
Ketua Tim Promotor untuk gelar kehormatan bagi gubernur Kim, Prof. DR. Mochtar Mas’oed mengatakan, Seamaul Undong menggali potensi masyarakat Korea yang baru merdeka 70 tahun lalu namun kini telah menjadi negara kaya.
“Keberhasilan kebijakan itu mulai dari nilai dan wujudnya itu adalah semangat, itu intinya. Nah, semangat itu memunculkan cara mengorganisasi pekerjaan, cara mengelola kegiatan. Itu yang seringkali di Indonesia dilupakan. Kami ingin menunjukkan bahwa ada semangat dan semangat itu dalam pengertian keilmuan sosial dikenal Seamaul Undong,” kata Prof. DR. Mochtar Mas’oed.
Gubernur Kim Kwan-yong dalam pidato yang diterjemahkan, menekankan pentingnya kebudayaan dalam pembangunan. Menurut Gubernur Kim, salah satu kunci keberhasilan pembangunan Korea Selatan yang pada awal kemerdekaan 70 tahun lalu sebagai negara miskin kini menjadi negara dengan ekspor terbesar ke-6 di dunia adalah menghilangkan kemiskinan melalui semangat Seamaul Undong.
“Korea Selatan berubah dari negara penerima bantuan menjadi negara pemberi bantuan yang menempati posisi ke-6 dunia dalam hal jumlah ekspor dengan pendapatan per-kapita sekitar 28-ribu dolar, tiada lain berkat Seamaul Undong,” kata Gubernur Kim Kwan-yong.
Rektor UGM Prof. Dwikorita Karnawati usai menyerahkan ijazah doktor kehormatan untuk Gubernur Kim Kwan-yong mengatakan, gerakan Seamaul Undong diharapkan bisa dikembangkan di Indonesia melalui riset yang dilakukan di Pusat Studi Trisakti- Seamaul Undong di UGM.
“Gerakan Seamaul Undong ini merupakan gerakan yang menekankan tiga hal yaitu keuletan, kemandirian, dan gotong royong yang produktif dan socio-entrepreneur yang sangat sejalan dengan revolusi mental dan gerakan Trisakti, yang ternyata gerakan tersebut sangat berpengaruh penting dalam mengubah dan memajukan bangsa Korea yang di tahun 1970an masih sebagai negara berkembang,” kata Rektor UGM Prof. Dwikorita Karnawati.
Gerakan Seamaul Undong sudah dikembangkan melalui Desa Binaan di kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Dalam waktu dekat, melalui kerjasama pemerintah Indonesia dan Korea serta UGM dan propinsi Gyongsambuk-do akan dikembangkan 10 desa binaan di berbagai wilayah di Indonesia. UGM Telah memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepada 13 tokoh internasional dan 20 tokoh nasional.