NASA pada Sabtu (16/1) mengetes sebuah roket eksplorasi buatan Boeing. Dalam uji coba itu, keempat mesin inti (core stage) roket menyala untuk pertama kalinya Sabtu (16/1), namun durasinya tidak selama yang diharapkan.
Di sebuah fasilitas tes di Stennis Space Center NASA di Mississippi, mesin inti Sistem Peluncuran Antariksa (SLS) menyala pada pukul 16:27 waktu setempat hanya selama lebih dari satu menit. Padahal target yang diharapkan oleh para insinyur adalah empat menit, supaya roket itu bisa diluncurkan pada November.
Tes mesin itu merupakan tahapan terakhir dari kampanye tes "Green Run” oleh NASA yang telah berlangsung setahun lamanya. Itu merupakan tahapan penting bagi NASA dan Boeing, yang merancang SLS, sebelum debut peluncuran roket tak berawak akhir tahun ini di bawah program Artemis NASA. Program itu merupakan upaya pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk mengembalikan astronot AS ke bulan pada 2024.
Belum jelas apakah Boeing dan NASA harus mengulangi uji coba itu. Apabila itu terjadi, maka debut peluncuran roket bisa jadi ditunda hingga 2022.
Reuters melaporkan pada Oktober bahwa para penasihat antariksa Presiden terpilih Joe Biden bertujuan untuk menunda target 2024 yang diusulkan Trump itu. Ini menimbulkan tanda tanya akan nasib jangka panjang SLS, apalagi Space X dan Blue Origin juga sudah mulai meramaikan persaingan roket berkapasitas besar. [vm/ah]