Penelitian vaksin TBC yang baru dan sudah lama dinanti selama hampir satu abad menunjukkan, vaksin itu tidak lebih baik dari vaksin yang sudah ada dalam melindungi bayi dari penularan TBC.
Vaksin yang disebut MVA85A itu adalah yang terbaru dari lebih dari sepuluh vaksin TBC yang sedang diujicobakan pada manusia. Tim ilmuwan masih berusaha mengetahui mengapa uji coba itu gagal dan bagaiamana hasil penelitian ini bisa diarahkan pada penelitian-penelitian mendatang.
Satu-satunya vaksin TBC yang ada saat ini, dikenal sebagai Bacille Calmette-GuDerin, atau BCG, dikembangkan tahun 1921. Vaksin itu masih digunakan untuk mengimunisasi bayi di negara-negara yang tingkat penyakit TBC-nya tinggi. Namun, perlindungan BCG hanya bertahan beberapa tahun, dan tidak memberi imunitas terhadap bakteri TBC yang umum menyerang remaja dan orang tua, yang mudah menular melalui batuk dan bersin.
TBC membunuh 1,4 juta orang di seluruh dunia setiap tahun. Lebih dari sembilan juta orang didiagnosis tertular TBC setiap tahun.
Pengobatan rutin TBC biasanya antara enam sampai sembilan bulan dengan antibiotik yang sangat kuat, tetapi mahal dan sulit dilakukan secara rutin, khususnya di wilayah-wilayah miskin dan terpencil di dunia.
Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal medis Inggris Lancet. Tim peneliti menguji coba vaksin MVA85A pada 3.000 bayi sehat di Afrika Selatan yang sudah divaksinasi dengan BCG. Separuh dari mereka diberi vaksin baru, separuhnya lagi tidak. Dalam dua tahun, 32 bayi dalam kelompok MVA85A terkena TBC, sementara 39 bayi tertular TBC dalam kelompok yang tidak diberi vaksin baru itu.
Secara statistik, hanya ada sedikit manfaat yang dirasakan oleh kelompok yang diberi vaksin, menurut tim peneliti itu.
Walaupun penemuan itu mengecewakan, tim ilmuwan yakin penelitian mereka merupakan tonggak medis yang penting. Peneliti dari Universitas Oxford yang membantu mengembangkan vaksin itu, Helen McShane, mengatakan, “Ini adalah uji coba vaksin TBC yang baru sejak ditemukannya BCG, yang masih ampuh, dan karenanya masih banyak lagi yang bisa kami pelajari dari penelitian ini dan data yang dihasilkannya. “ Pakar-pakar medis yang mengomentari uji coba itu mengatakan, uji coba itu menunjukkan bukti baru mengenai imunitas manusia terhadap TBC.
MVA85A dikembangkan dengan dukungan dari konsorsium internasional kelompok-kelompok pemerintah dan swasta, termasuk Aeras, perusahaan nirlaba bioteknologi Amerika yang sebagian besar didanai oleh Yayasan Bill dan Melinda Gates.
Satu-satunya vaksin TBC yang ada saat ini, dikenal sebagai Bacille Calmette-GuDerin, atau BCG, dikembangkan tahun 1921. Vaksin itu masih digunakan untuk mengimunisasi bayi di negara-negara yang tingkat penyakit TBC-nya tinggi. Namun, perlindungan BCG hanya bertahan beberapa tahun, dan tidak memberi imunitas terhadap bakteri TBC yang umum menyerang remaja dan orang tua, yang mudah menular melalui batuk dan bersin.
TBC membunuh 1,4 juta orang di seluruh dunia setiap tahun. Lebih dari sembilan juta orang didiagnosis tertular TBC setiap tahun.
Pengobatan rutin TBC biasanya antara enam sampai sembilan bulan dengan antibiotik yang sangat kuat, tetapi mahal dan sulit dilakukan secara rutin, khususnya di wilayah-wilayah miskin dan terpencil di dunia.
Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal medis Inggris Lancet. Tim peneliti menguji coba vaksin MVA85A pada 3.000 bayi sehat di Afrika Selatan yang sudah divaksinasi dengan BCG. Separuh dari mereka diberi vaksin baru, separuhnya lagi tidak. Dalam dua tahun, 32 bayi dalam kelompok MVA85A terkena TBC, sementara 39 bayi tertular TBC dalam kelompok yang tidak diberi vaksin baru itu.
Secara statistik, hanya ada sedikit manfaat yang dirasakan oleh kelompok yang diberi vaksin, menurut tim peneliti itu.
Walaupun penemuan itu mengecewakan, tim ilmuwan yakin penelitian mereka merupakan tonggak medis yang penting. Peneliti dari Universitas Oxford yang membantu mengembangkan vaksin itu, Helen McShane, mengatakan, “Ini adalah uji coba vaksin TBC yang baru sejak ditemukannya BCG, yang masih ampuh, dan karenanya masih banyak lagi yang bisa kami pelajari dari penelitian ini dan data yang dihasilkannya. “ Pakar-pakar medis yang mengomentari uji coba itu mengatakan, uji coba itu menunjukkan bukti baru mengenai imunitas manusia terhadap TBC.
MVA85A dikembangkan dengan dukungan dari konsorsium internasional kelompok-kelompok pemerintah dan swasta, termasuk Aeras, perusahaan nirlaba bioteknologi Amerika yang sebagian besar didanai oleh Yayasan Bill dan Melinda Gates.