Gubernur Odesa, wilayah di selatan Ukraina mendeklarasikan hari berkabung pada Selasa (30/4), setelah serangan rudal Rusia menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 20 lainnya.
Gubernur Oleh Kiper mengatakan, serangan Rusia menghantam salah satu bagian paling populer dari kota Odesa, di mana warga setempat dan wisatawan berjalan-jalan dan berolahraga. Kiper mengatakan korban kelima tewas setelah menderita stroke yang terkait dengan serangan itu.
“Monster. Binatang buas. Biadab. Sampah. Saya tidak tahu apalagi yang harus dikatakan,” ucap Wali Kota Odesa, Hennadii Trukhanov dalam sebuah video yang diunggah di Telegram. “Orang-orang sedang berjalan-jalan di tepi pantai dan mereka ditembak dan dibunuh,” ujarnya.
Dalam pidato rutin malam harinya, Senin (29/4), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan rasa duka citanya kepada para keluarga korban yang terbunuh dan mengatakan bahwa mereka yang terluka akan dirawat.
Gubernur Kharkiv di Ukraina, Selasa (30/4) mengatakan serangan Rusia ke ibu kota wilayah itu menewaskan setidaknya satu orang dan melukai beberapa lainnya.
Di Dnipropetrovsk, gubernur wilayah itu mengatakan dua rumah rusak oleh serangan artileri dan drone Rusia, tetapi tidak ada yang terluka.
Zelenskyy mengulangi desakannya dalam pidato pada Senin, pentingnya pengiriman senjata dari para sekutu. “Bantuan segera dan perlindungan jiwa yang tepat waktu dan cukup beranilah yang membantu kami, semua orang Ukraina, untuk bertahan,” kata dia.
Zelenskyy mengatakan, dia telah mendiskusikan dengan Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, Senin (29/4), terkait pentingnya pengiriman tepat waktu persenjataan bagi Ukraina. “Keputusan yang tepat waktu dan cukup untuk pertahanan udara bagi Ukraina, adalah apa yang kita butuhkan saat ini untuk melindungi nyawa,” sebutnya.
Dalam kunjungannya ke Kyiv, Stoltenberg mengatakan bahwa bantuan sedang dalam perjalanan untuk mendukung upaya Ukraina dalam perang melawan Rusia, dan bahwa para sekutu “terus bekerja keras memenuhi kebutuhan mendesak bagi Ukraina”.
Stoltenberg menambahkan, meskipun Ukraina mengalami sejumlah kekalahan, belum terlambat bagi negara ini untuk memenangkan perang bertahannya melawan Rusia, jika persenjataan itu segera tiba secepatnya.
“Ukraina telah mengalami kekurangan senjata selama berbulan-bulan, dipaksa untuk menetapkan jatah bagi amunisinya. Tetapi, belum terlambat bagi Ukraina untuk menang,” kata dia dalam konferensi pers berdampingan dengan Zelenskyy.
Stoltenberg mengkritik penundaan selama berbulan-bulan bantuan militer Amerika Serikat untuk Ukraina, dan menambahkan bahwa penundaan semacam itu memiliki “konsekuensi serius di medan tempur”.
Kepala NATO ini juga mengakui bahwa negara-negara anggota aliansi tersebut juga gagal untuk mengirimkan tepat waktu, apa yang mereka janjikan untuk Ukraina. [ns/uh]