Pihak berwenang di Ukraina mengatakan Kamis (2/3), sebuah rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan, menewaskan sedikitnya tiga orang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunggah di Telegram bahwa rudal itu menghancurkan tiga lantai gedung, dan upaya pencarian dan penyelamatan korban sedang berlangsung.
“Negara teroris ingin mengubah setiap hari bagi rakyat kami menjadi hari teror. Tapi kejahatan tidak akan memerintah di tanah kami,” kata Zelenskyy. “Kami akan mengusir semua penjajah dan mereka pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas semuanya.”
Militer Ukraina melaporkan Kamis bahwa pasukan Rusia "terus maju dan menyerbu" kota Bakhmut, yang telah menjadi medan pertempuran sengit selama berbulan-bulan.
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar, Rabu (1/3) mengatakan bahwa Kyiv telah mengirim bala bantuan ke Bakhmut, bahkan ketika pasukan Rusia secara bertahap memperkuat posisi di kota itu. Tapi dia tidak mengatakan berapa banyak pasukan yang dikerahkan atau apa peran mereka – apakah sebagai pejuang untuk mempertahankan kota itu atau mungkin sebagai dukungan logistik jika Ukraina memutuskan untuk mundur.
Jumlah korban tewas di Bakhmut sangat mencengangkan bagi kedua belah pihak. Ukraina bertahan, tetapi bala bantuan pasukan Rusia memungkinkannya merebut desa-desa dan distrik-distrik di sekitar kota itu dan mengepungnya di tiga sisi.
Sebagian besar pertempuran Rusia di Bakhmut dan sekitarnya dilakukan oleh pasukan dari Grup Wagner, tentara paramiliter bayaran yang pemimpinnya, Yevgeny Prigozhin, memiliki hubungan dekat dengan Putin.
Pada hari Rabu, Prigozhin mengatakan dalam pesan audio di media sosial bahwa tidak ada tanda-tanda pasukan Ukraina mundur dari kota Bakhmut. [lt/ab]