Ukraina melaporkan serangan udara baru Rusia, Senin (22/8) di dekat sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir besar. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan tentang kemungkinan tindakan Rusia sewaktu Ukraina bersiap-siap untuk memperingati hari kemerdekaannya pada hari Rabu mendatang (24/8).
Gubernur Valentyn Reznichenko mengatakan serangan roket Rusia menghantam daerah-daerah di sebelah barat PLTN Zaporizhzhia. Roket-roket itu menghantam rumah-rumah, taman kanak-kanak dan toko-toko, kata Reznichenko.
Rusia dan Ukraina saling melontarkan tuduhan gempuran berulang kali di dekat PLTN itu kepada pihak lainnya.Ukraina telah meminta PBB dan berbagai organisasi internasional lainnya untuk memaksa Rusia agar meninggalkan PLTN Zaporizhzhia. Meski diduduki Rusia sejak Maret, PLTN itu masih dioperasikan oleh para teknisi Ukraina.
Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan PM Inggris Boris Johnson membahas situasi itu dalam percakapan telepon hari Minggu.
Menurut sebuah pernyataan dari Gedung Putih, para pemimpin membahas tentang “perlunya menghindari operasi militer di dekat PLTN dan pentingnya kunjungan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sesegera mungkin begitu memungkinkan untuk memastikan keadaan sistem keselamatan.”
Pembicaraan sedang berlangsung selama lebih dari sepekan untuk mengatur kunjungan IAEA ke PLTN itu.
Dalam percakapan telepon hari Jumat lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memberitahu Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Rusia akan mengizinkan para inspektur internasional memasuki PLTN tersebut.
Peringatan 31 tahun kemerdekaan Ukraina dari pemerintah Soviet pada hari Rabu bersamaan waktunya dengan masa enam bulan sejak Rusia meluncurkan invasinya terhadap Ukraina.
Zelenskyy mengatakan dalam pidato hariannya Minggu malam bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengenai “semua ancaman” yang ditimbulkan Rusia, dan bahwa pesan serupa telah disampaikan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Semua mitra Ukraina diberi informasi mengenai apa yang dapat disiapkan negara teroris pada pekan ini,” kata Zelenskyy.
Pemimpin Ukraina itu menyebut satu tindakan yang mungkin diambil Rusia adalah menggelar persidangan terhadap sekelompok tentara Ukraina yang ditangkap selama pengepungan kota Mariupol di Ukraina.
“Jika persidangan tercela ini dilanjutkan … ini akan menjadi batas di mana negosiasi tidak mungkin lagi dilakukan,” kata Zelenskyy. “Tidak akan ada pembicaraan lainnya. Negara kami telah mengemukakan semuanya.”
Perang antara kedua negara bertetangga ini, yang berkecamuk sejak invasi Rusia pada 24 Februari lalu, telah menewaskan ribuan pejuang dari kedua pihak dan warga sipil Ukraina, memaksa jutaan orang Ukraina mengungsi di bagian barat negara itu, jauh dari front pertempuran di bagian timur Ukraina, atau ke negara-negara tetangganya.
Gempuran artileri menghantam Nikopol, kota di bagian selatan Ukraina, pada hari Minggu pagi, tidak jauh dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. [uh/ab]