Perang di Ukraina ternyata ikut mewarnai Hari Bastille, peristiwa politik, sejarah dan simbolis yang berpengaruh di Prancis.
Prancis merayakan hari libur nasionalnya, Kamis (14/7) dengan ribuan tentara Prancis berpawai di jalan Champs-Elysees bersama sekutu-sekutu mereka dari Eropa Timur. Parade tradisional ini juga menampilkan pesawat tempur, kendaraan militer, dan drone untuk memamerkan kekuatan Prancis dan upaya militernya untuk mendukung Ukraina.
Pembukaan parade Hari Bastille tahun ini dirancang untuk menunjukkan komitmen Prancis kepada NATO dan kepada sekutu-sekutu Eropanya yang paling terdampak perang setelah invasi Rusia ke Ukraina 20 pekan lalu.
Pasukan dari Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia, Republik Ceko, Slovakia, Rumania, Bulgaria, dan Hongaria ditempatkan di posisi depan, membawa bendera nasional mereka masing-masing. Pasukan multinasional yang dikerahkan di Rumania setelah invasi Rusia berpawai di belakang mereka.
Suhu yang lebih tinggi daripada biasanya yang membakar Paris pekan ini tidak menghalangi orang-orang untuk berkumpul dan menonton parade di sepanjang Champs-Elysees yang dijaga dengan pengamanan tinggi.
Sekelompok anak muda dari program wajib militer Prancis terlihat berdiri dan bertepuk tangan saat parade pasukan melintasi mereka. Sebuah jet tempur melakukan atraksi udara yang memukau penonton, terutama formasi pembukanya yang menghadirkan asap merah, putih dan biru di atas monumen Arc de Triomphe.
Pada malam menjelang Hari Bastille, Presiden Prancis Emmanuel Macron memuji kemampuan tak terduga Ukraina untuk melawan agresi Rusia. Ia menyerukan peninjauan kembali organisasi militer Prancis agar lebih gesit dalam menghadapi ancaman yang berubah, dan “memikirkan kembali'' kehadiran militer Prancis di Afrika.
"Kita masing-masing dikejutkan oleh kekuatan moral bangsa Ukraina yang memungkinkannya bertahan meskipun keseimbangan kekuatan awalnya tidak menguntungkan," kata Macron kepada para petinggi militer Prancis, Rabu malam. [ab/uh]